Suara dari kalangan santri di Indonesia makin kentara telah terbagi-bagi. Kali ini suntikan positif datang kepada pasangan capres-cawapres Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) dari para alumni Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo se-Indonesia.
Tergabung dalam keluarga besar Ikatan Alumni Pondok Modern Gontor (IKPM) Gontor se-Indonesia, ratusan alumni pesantren besar itu mendekalarasikan dukungan untuk memenangkan AMIN di Pilpres, 14 Februari 2024 nanti.
Deklarasi IKPM diikuti forum-forum alumni Gontor, Jumat (2/2/2024). Deklarasi dilakukan oleh Ketua IKPM Cabang Gontor se-Indonesia, bersama Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) yang menaungi 1.200 pesantren Alumni Gontor se-Indonesia.
Kemudian juga Forum Muballighin Alumni Gontor (FMAG), Forum Bisnis (FORBIS) Kumpulan pengusaha alumni Gontor, Forum Olahragawan (FORDA) Alumni Gontor dan Forum Pekerja Seni (ForCreator) Alumni Gontor.
Deklarasi dukungan kepada AMIN dihadiri oleh sejumlah tokoh alumni Gontor, pimpinan Pesantren Alumni Gontor, dan Ketua IKPM Cabang se-Indonesia.
Pasca deklarasi, sejumlah alumni Gontor membubuhkan tandatangan dalam naskah deklarasi. Di antaranya Prof.Dr. Dien Syamsuddin, Dr. Hidayat Nurwahid, Prof. Dr. Husnan Bey Fannani, Dr. KH Lalu Zulkifli Muhadli SH MM, KH. Muhammad Daniel SE AK, CPA, CA, Drs. KH. Dawam Soleh.
Juga KH. M.Nasir Zein MA, KH. Bachtiar Nasir, Prof. Dr. Siswanto Masruri, serta sekitar 600 kiai pimpinan Pesantren Alumni Gontor, Ketua IKPM Gontor Cabang se-Indonesia dan ketua forum-forum Alumni Gontor.
Din Syamsudin menyampaikan, jaringan Gontor sejatinya adalah jaringan yang dahsyat karena loyalitasnya, ideologinya dan Gontor sejatinya adalah harakah (pergerakan)
Para tokoh alumni Gontor dan Kiai Pesantren Alumni Gontor juga bersepakat bahwa deklarasi untuk pasangan AMIN tidak mengatasnamakan Gontor sebagai institusi Lembaga Pendidikan Pesantren yang tetap menjunjung tinggi nilai “Berdiri di Atas dan Untuk Semua Golongan.”
Ini adalah murni gerakan alumni Gontor yang menginginkan sebuah perubahan. Prinsip berdiri di atas dan untuk semua golongan tetap dijunjung tinggi, tetapi bukan berarti netral ataupun diam terhadap kedzaliman.
“Untuk memberi arahan kepada umat dan meluruskan arah perjalanan berbangsa dan bernegara yang dinilai sudah keluar dari konstitusi dan dasar-dasar etik bernegara,” kata Kiai Zulkifli.
Kiai Zulkifli mengaku semua dididik oleh gontor untuk tegak lurus pada kebenaran dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan etika dalam berbangsa dan bernegara. Juga menegakkan keadilan dan menebar kemaslahatan bagi semua. “Itulah salah satu ideologi pergerakan yang kami dapatkan di Gontor,” tegasnya.
Para tokoh alumni Gontor dan Kiai Pesantren Alumni Gontor juga bersepakat bahwa deklarasi untuk pasangan AMIN tidak mengatasnamakan Gontor sebagai institusi Lembaga Pendidikan Pesantren yang tetap menjunjung tinggi nilai “Berdiri di Atas dan Untuk Semua Golongan.”
Ini adalah murni gerakan alumni Gontor yang menginginkan sebuah perubahan. Prinsip berdiri di atas dan untuk semua golongan tetap dijunjung tinggi, tetapi bukan berarti netral ataupun diam terhadap kedzaliman
Karena memilih pemimpin hanya dua pilihan yang baik atau yang buruk, dan memilih pemimpin yang baik harus diperjuangkan lewat sebuah gerakan.
Naskah deklarasi dukungan kepada AMIN sebagai berikut
Bismillahirrahmanirrahim
Bahwa kepemimpinan (ulul amr) adalah amanah yang harus diberikan kepada yang pantas menerimanya, yaitu yang bisa berbuat adil kepada manusia (al-Nisa 58), yang pantas untuk ditaati dan dipatuhi (al-Nisa 59). Pemimpin adalah orang-orang yang jika diberi Allah kedudukan di bumi, mereka melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang munkar (Surat Al-Hajj Ayat 41).
Bahwa perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia selama 78 tahun kemerdekaan belum benar-benar dapat mewujudkan cita-cita bangsa yang tertuang dalam Pancasila serta UUD 1945, khususnya dalam mewujudkan Sila Ketuhanan, Sila kemanusiaan, Sila persatuan dan Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pelaksanaan sila keempat Pancasila yang menekankan permusyawaratan perwakilan, telah dirasuki paham demokrasi liberal, sehingga membuka peluang bagi kaum oligarki ekonomi untuk mengatur pemimpin yang sesuai dengan kepentingan oligarkii tersebut.
Akibat dari paham demokrasi liberal dan campur tangan oligarki maka Pemilu dan Pilpres dipastikan tidak dapat berlangsung secara jujur dan adil. Bahkan terdapat gejala dan fakta bahwa pemegang amanat kekuasaan Pemilu dan Pilpres 2024, cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan, untuk mendukung pasangan calon tertentu yang dapat melanggengkan kekuasaan demi kepentingan dinasti, meskipun dengan melanggar konstitusi.
Oleh karena kondisi diatas maka bangsa Indonesia memerlukan pemimpin yang baik agamanya, baik akhlaknya, berwawasan luas, dan terbukti mampu serta berpengalaman sukses mengemban amanah kepemimpinan sebelumnya, sehingga dapat dengan tulus membela dan memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945._
Berdasarkan situasi dan kondisi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia jelang Pemilu dan Pilpres 14 Februari 2024, maka Tajammu Tokoh Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor di Surakarta, dengan senantiasa memohon rahmat, hidayah dan ridha Allah SWT telah berijtihad menentukan bahwa:
PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN YANG SESUAI (MUNASIB) DENGAN KRITERIA DIATAS ADALAH PASANGAN NOMOR URUT 1 YAITU ANIES BASWEDAN DAN MUHAIMIN ISKANDAR (AMIN).
Sumber: surya