AYOO, MENGENAL TASAWUF
KH. Luthfi Bashori
Dalam bahasa Arab ditulis تصوف dengan ditasydid (dobel) huruf و , hingga saat di-Indonesia-kan ada orang yang menulisnya Tashawwuf, ada yang menulis Tashawuf dan ada pula yang menulis Tasawuf, yang terakhir ini sesuai dengan penulisan dalam kamus KBBI.
Adapun pengertian Tasawuf sendiri ada beberapa arti menurut sebagian Ulama.
Menurut Imam Al-Junaid, Tasawuf adalah kegiatan membersihkan hati dari hal-hal yang dapat mengganggu perasaan manusia, memadamkan kelemahan, menjauhi keinginan hawa nafsu, mendekati hal-hal yang diridhai Allah, bergantung pada ilmu-ilmu hakikat/ma’rifat (mengenal Allah dari dekat), memberi nasihat kepada semua orang, memegang dengan erat janji kepada Allah SWT, serta mengikuti amaliyah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Menurut Al-Ghazali, Tasawuf dimaknai sebagai ketulusan kepada Allah dan pergaulan yang baik dengan sesama manusia. Tasawuf itu mengandung dua unsur.
Pertama, hubungan manusia dengan Allah dan hubungan sesama manusia. Kedua, hubungan tersebut didasarkan pada akhlaq yang baik.
Imam Ghozali juga mengatakan:
هي الطهارة التامة الشاملة لأحاسيس الروح ونداءات البدن ووثبات العقل، فهو يرى أن الإنسان خُلِق للفضيلة، وأن السعادة والفضيلة صنوان، وأن الإنسان الفاضل هو الإنسان السعيد.
Tasawuf adalah kemurnian perasaan jiwa yang lengkap dan komprehensif, panggilan raga dan ketabahan pikiran. Beliau berpendapat bahwa manusia itu diciptakan untuk kebajikan, bahwa kebahagiaan dan kebajikan adalah dua hal yang berbeda, dan manusia yang paling beruntung itu jika dapat merasakan bahagia dan selalu berbuat amal kebajikan.
Dalam pembahasan tema Tasawuf yang para pelakunya itu dinamakan kaum Shufi, ternyata masih banyak pihak-pihak yang salah paham terhadap ilmu Tasawuf ini.
Jadi ilmu Tasawuf itu adalah ilmu akhlaq, yaitu bagaimana tata cara dan adab sopan santun seorang muslim dalam menjalin hubungan dengan Tuhan Allah, seperti wajibnya memahami tata cara beribadah secara benar, baik ditinjau dari segi ilmu fiqihnya, maupun kondisi dalam menata khusyu’nya hati saat beribadah.
Sekaligus juga ilmu yang mengajarkan tata cara adab kesopanan, etika dan norma kemanusiaan serta norma kehidupan di kalangan sesama muslim, termasuk juga tata cara berinteraksi dengan kalangan non muslim, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak diperbolehkan.
Dasar istinbathnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW:
انما بعثت لاتمم مكارم الاخلاق
Aku ini diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlaq.
Jadi, pihak-pihak yang menolak keberadaan ilmu Tasawuf, sama halnya menolak kebaradaan ilmu akhlaq dan budi pekerti yang luhur.
Adapun jika ada beberapa tokoh yang dikenal sebagai kaum Shufi, namun perilakunya bertentangan dengan kaedah Syariat yang disepakati oleh para ulama Salaf Aswaja, maka mereka itu adalah oknum-oknum tertentu, yang tidak dapat membatalkan atau menafikan eksistensi kaum Shufi sejati dalam berpegang teguh terhadap ajaran Syariat Islam secara baik dan benar.