Alasannya satu, TAKUT! Karena di uin walisongo bukan debat, yg akan ada menguliti detail sampai ke akar akarnya. Tapi hanya sekedar seminar biasa, klo pun ada saling tanya jawab, paling satu dua kali saja! Sehingga tidak akan meruntuhkan madzhabnya, dan seminar tersebut tidak ada gunanya apa apa. Dgn seminar begitu, mang imad masih bisa ngotot ngototan, petatang peteteng, seakan org yg betul betul faham terhadap ilmu nasab.
Sehingga setelah selesai seminar mang imad masih akan terus berselancar dipanggung panggung dengan monolog, koar koar bebas utk menghasut, mengompori, memprovokasi masyarakat awam, mang imad akan terus menjadi sesosok pemecah bela umat.
Lain ceritanya ketika acara digelar di markas RA, maka itu akan menjadi mimpi buruk bagi mang imad, kenapa? Karena tujuan utama RA menggelar diskusi tersebut adalah diskusi atau debat secara nyata! Sampai ke akar akarnya, sampai mengenai jantung masalahnya, sampai clear semua, dan diakhir akan terlihat siapa yg terbungkam dan tidak bisa mempertahankan argumentasinya! Dan akan terlihat siapa yg menanggung rasa malu didepan publik!
Makanya RA dgn sangat leluasa memberikan waktu diskusi tersebut sampai 6 jam (Sebagaimana gambar dibawah), bahkan kalau belum beres, RA akan menambahkan waktu sampai batas tak ditentukan! (Artinya RA sekarang mengabulkan keangkuhan dari mang imad yg nantang debat 3 hari 3 malam tersebut!).
Itulah debat yg nyata!!
Hal ini berbeda jika acaranya ada di uin walisongo, yg cuma 2 – 3 jam an doang, dan waktunya pun juga dibagi bagi buat pihak pihak yg tidak terkait sama sekali yg akan ngomong ngelantur gak jelas. Itu namanya mainan doang! Dan mang imad akan selamat dari interogasi, dikuliti, dan dikejar kemanapun mang imad pengen lari, juga pembredelan pembredelan tajam sampai masalah tuntas oleh para pembela baalawi. Jadi itulah sebabnya mang imad ngotot di uin, karena pecundang!.
Sumber https://www.facebook.com/share/p/ABzS3SyS1jJoStKg/?mibextid=xfxF2i