WAHABI SANG PENANTANG NAMUN TAK DATANG

MEMENUHI TANTANGAN DEBAT WAHABI

Bacaan Lainnya

Oleh KH. Idrus Ramli


Pada tahun 2018 yang lalu saya diundang PCNU Kota Bitung Sulawesi Utara. Perjalanan dari Manado ke Bitung ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 30 menit.

Begitu mendarat di Manado, saya dijemput oleh tim panitia acara. Sambil menunggu makanan disiapkan di rumah makan seafood di Manado saya bertanya, acaranya apa? Ternyata Ustadz itu menjawab, bahwa ada ustadz Wahabi alumni Saudi Arabia, selalu menantang debat kami warga NU dan Ahlussunnah Waljamaah. Karena itu kami mengadakan dialog resmi dengan mengundang perwakilan dari beberapa Ormas seperti Muhammadiyah, LDII dan Sarekat Islam.

Keesokan harinya, ketika acara yang direncanakan itu dilaksanakan, ternyata dari pihak Wahabi tidak datang dan ketika dikonfirmasi kepada orang dekatnya, katanya pergi ke luar kota.

Akhirnya yang akan berdialog dengan kami tinggal Muhammadiyah dan LDII. Ketika pihak Muhammadiyah diberi waktu dalam dialog tersebut, beliau menyampaikan, “kami kira Muhammadiyah tidak perlu berdebat dengan NU, karena kami sekarang sudah mengadakan Tahlilan dan Istighatsah”. Sementara perwakilan dari LDII menyampaikan dalam dialog itu, “Kami dari LDII tidak akan berdebat atau berdialog. Karena kami akan menerima fatwa-fatwa dari pihak NU”. Akhirnya hadirin pada waktu menyambut pernyataan dari perwakilan Muhammadiyah dan LDII dengan suara geer dan senyum yang penuh suka cita.

Acara berlangsungnya sekitar 3 jam dan tidak ada dialog. Apalagi pihak penantang yaitu Ustadz Wahabi memang tidak hadir dan memilih pergi ke luar kota.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *