Oleh KH. Luthfi Bashori
Jujur adalah sifat manusia yang berbudi luhur, dimana seseorang dengan karakter ini memiliki integritas, adil, setia, tulus, dan dapat dipercaya oleh orang lain. Jujur ini berkaitan dengan sikap atau perbuatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang dikatakan. Jadi seseorang dapat disebut jujur ketika ia mengucapkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang telah terjadi sebelumnya.
Adapun dusta yaitu suatu ucapan yang berbeda dengan kenyataan. Dusta adalah perilaku tercela walaupun semisal dusta yang dilakukan itu frekwensinya sangat kecil. Seseorang dianggap berdusta ketika ia menyampaikan berita yang tidak pernah ada, atau sengaja memoles suatu berita yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
Rasulullah Saw bersabda: “Amalan penduduk surga adalah jujur, apabila seorang hamba berbuat jujur berarti ia telah bertakwa, apabila ia bertakwa berarti ia beriman dan apabila ia beriman berarti ia masuk surga. Amalan penduduk neraka adalah dusta, apabila seorang hamba berdusta berarti ia telah berbuat durhaka, dan apabila ia berbuat durhaka berarti ia telah ingkar, dan apabila ia ingkar berarti ia masuk neraka”. (Riwayat Ahmad melalui Ibnu Umar r.a).
Jujur itu akan membawa pelakunya kepada ketakwaan, dan ketakwaan akan membawanya kepada iman, serta iman akan mengantarkannya ke dalam surga. Sedangkan dusta akan membawa pelakunya kepada kedurhakaan, dan kedurhakaan akan menyeret pelakunya kepada kekufuran, serta kekufuran akan menjerumuskannya ke dalam neraka.
SURGA TEMPAT KEJUJURAN, NERAKA TEMPAT DUSTA
