• “ Berusaha “ memahami kekesalan mereka kepada Rais Aam PBNU
lagi rame di FP TVNU terkait postingan quotes Rais Aam Kh. Miftahul Akhyar berikut ini
https://www.facebook.com/share/1LSswnwgtH/?mibextid=wwXIfr
Sebenarnya quotes Rais Aam ini sangat mendasar sekali, yang intinya :
“ Kalo kamu memang mengaku Nu dan pecinta wali songo, mari berdakwah dengan cara-cara yang diajarkan para wali 9 dan kiai-kiai NU, jauhi caci maki, jauhi menebarkan kebencian, jangan suka menjelek-jelek-an orang, siapapun itu “
tapi entah mengapa banyak sekali bapak-bapak yang baperan seperti kena senggol bisulnya, ribuan komentar negatif membanjiri postingan itu, salah satunya :
“ Beliau menyindir Kyai Imad Intinya beliau masih belum bisa menerima kenyataan. Disaat NU dihina, sejarahnya diselewengkan, anda kemana saja, Kyai??? “
( saya : bukannya PBNU di tanggal 28 Juli 2024 sudah membentuk Tim untuk menyelediki penyelewengan sejarah NU ya ?
https://www.nu.or.id/amp/nasional/ada-laporan-narasi-sejarah-nu-yang-menyimpang-pbnu-tunjuk-ma-arif-dan-rmi-meneliti-zYDvz
Rais Aam tentu juga ikut memerintahkan dan menandatangani keputusannya, Justu anda ini yang kayaknya baru keluar dari Goa )
ada juga yang komen :
“ yang suka mencaci maki bukan golongan NU dan pecinta Wali 9 kiai ! Tapi golongan Imigran Yaman Ba’alawi ! “
( saya : mbokyoho jangan denial dan menolak fakta, Ba’alawi yang seperti itu sejak dulu memang ada dan banyak, tapi sekarang ada golongan anyaran yang punya wiridan mencaci maki Ba’alawi setiap hari bahkan mengkafir-kafirkan leluhurnya, yang menjelek-jelekkan Kiai-Kiai yang tidak sependapat bahkan sekelas Rais Aam NU juga dicela, dihina dan dicap sebagai Rais Aam terburuk sepanjang masa hanya karena berbeda pandangan bab nasab dengan mereka, jadi mereka itu dari golongan mana ? Nggak mau kamu akoni ? )
“ tapi kenapa Kabib Ba’alawi itu tidak dinasehati ? Kok malah nyindir kita-kita Dzuriah Wali Songo ? “
( saya : mbokyoho legowo to kalo dinasehati, wajar kan Rais Aam sebagai sesepuh NU, pemangku jabatan tertinggi di NU menasehati anak-cucunya sendiri sesama orang-orang NU, dinasehati orang tua kok baperan, lagian beliau selama ini tidak dekat dengan Habaib Ba’aalwi aliran caci maki, beliau dikenal dekat dengan Habib-Habib yang adem-kalem-tentrem seperti Habib Umar Bin Hafidz, Habib Jindan, Habib Ali Al-Jufri dll yang selama ini mengkritik keras caci maki atas nama agama bahkan yang dilakukan oleh para Habaib sekalipun ! Habib Ali Al-Jufri pernah menyampaikan kata-kata hikmah, yang dulu sering kalian share kemana-mana :
“Ketika aku mendengar orang berbicara atas nama Islam dengan bahasa yang kasar dan caci maki, aku bersyukur kepada Allah tidak memahami Islam lewat lisan mereka “ )
Dan yang paling lucu dari para bapak-bapak pencela Rais Aam ini adalah, banyak diantara mereka yang menuduh beliau tidak objektif terkait masalah Ba’alawi karena beliau mempunyai mantu Habib, saya nanya kepada menantunya yang ashli Muhammad Ismail Al-Ascholy:
“ Yai Miftah punya menantu Habib ? Betulan apa borongan ? “
Jawabnya kepada saya :
“ nggak ada, cuma ketika mereka tau bahwa Yai Mif punya menantu bernama Ismail, mereka kira itu kamu Muhammad Ismael Al Kholilie, dan mereka kira kamu Habib karena pake Surban yang mirip Ba’aalwi “ ( owalaaaah pak..pak.. 🤣🤣🤣 )
saya setuju dengan dawuh seorang Kiai bahwa Rais Aam ini bukan hanya tentang pemangku jabatan tertinggi di NU saja, tapi Rais Aam adalah simbol Kiai sepuh NU, simbol orang tua yang harus kita hormati dan hargai sebeda apapun pendapatmu dengannya, Baginda Nabi Saw mengajarkan :
إن من إجلال الله إكرام ذي الشيبة المسلم
“ termasuk memuliakan Allah, adalah memuliakan para sesepuh muslimnya “
Demi itu jangan hanya karena berbeda pendapat dalam 1 bab saja kita sampe menanggalkan adab dan tata-krama, Kiai Imad saja tetap menjaga adab kepada Rais Aam dan bahkan sampai rela tukaran dengan pembesar PWI lainnya yaitu Kiai Syarifuddin Tegal yang menjelek-jelekkan Rais Aam, Kiai Imad anggap kelakukan dan tingkah polah Kiai Syarif kepada Rais Aam bukan representasi dari sikap PWI secara keseluruhan.
Pada akhirnya kita memang tidak harus berfikiran sama, tapi mari kita sama-sama berfikir
Lora Ismael Jawab Kekesalan Sekte Imad kepada Rais Aam PBNU
