Yaman Terkejut Rudal Anti Kapal turunan dari P15 Termit Indonesia Hancur Ditembak Sekutu

Yaman Saat ini diserang Oleh Negara Sekutu yang terdiri dari AS, Inggris, Belanda, Kanada, Bahrain dan Australia. Atas Keberpihakannya Terhadap Palestina diLaut Merah.

Armada Sekutu mengerahkan empat destroyer, satu kapal induk, satu kapal selam nuklir hingga 19 unit jet tempur untuk menyerang Yaman.

Serangan udara diandalkan armada Sekutu untuk mengeliminasi titik-titik strategis milik militer Yaman.

Bacaan Lainnya

Serangan ini tak dipungkiri memangkas kemampuan militer Yaman hingga titik terendah, membuat Sekutu mendikte jalannya pertempuran.

Memang dari segi kualitas, armada Sekutu jauh lebih superior dibanding Yaman.

Kekuatan udara Yaman cuma bertumpu pada segelintir helikopter angkut dan satu unit F-5 tua.

Jelas saja strike force Sekutu mudah melumat mereka di atas kertas.

Akan tetapi yang jadi masalah setelah melakukan serangan udara menghancurkan obyek vital di Yaman. apakah Sekutu akan melakukan serangan darat?


Pengalaman mengajarkan Sekutu agar tak gegabah melancarkan serangan darat menggunakan pasukan.

Seorang perwira tinggi AD Prancis Jenderal Christian de La Croix de Castries yang ditugaskan di Indochina tepatnya Vietnam pada 1954 menjelaskan pasukannya dibantai tanpa sisa oleh Viet Minh pada babakan pertempuran Dien Bien Phu.

Dalam memoarnya yang dikutip oleh Jenderal Vo Nguyen Giap di buku Dien Pien Phu : Memoirs of War, de Castries mengungkapkan pasukannya unggul di udara karena penggunaan pesawat tempur.


Di udara dan laut boleh saja Sekutu menang, tapi soal kemampuan individo pasukan jelas pengenalan medan para pasukan Yaman lebih baik.

Pertempuran darat selalu jadi momok pasukan darat Sekutu dimanapun itu berada.

Tapi begitu menginjak tanah melakukan operasi darat, mereka benar-benar tak punya kesempatan menang.

“Mereka (Viet Minh) gerilyawan berkaki kuat, mengenal medan serta gesit ketika menyergap,” jelas de Castries.

Apa yang diutarakan de Castries ini dialami juga oleh pasukan AS ketika Perang Vietnam.

Operasi darat dirasa menyengsarakan mereka sehingga serangan udara jadi opsi paling memungkinkan.

AS melancarkan operasi udara Rolling Thunder untuk membom kubu-kubu pertahanan lawan.

Dalam Rolling Thunder ada sub-operasi untuk membuat layu dan mematikan tanaman di hutan supaya tak dibuat bersembunyi oleh gerilyawan Viet Cong dan pasukan reguler NVA.

Hasilnya AS tetap saja kalah!

Kini mereka akan diuji lagi dalam operasi tempur di Yaman.

Bila pasukan darat Sekutu kalah dalam pertempuran darat di Yaman, maka di kemudian hari pembajakan kapal niaga di laut Merah akan tetap lanjut.

Meski demikian ada satu hal baik menaungi Sekutu dimana hampir semua rudal anti kapal Yaman macam Rubezh yang merupakan turunan dari P15 Termit Indonesia ditembak jatuh oleh pasukan koalisi.

Komando Pusat AS (CENTCOM) telah mengkonfirmasi bahwa pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman menembakkan rudal anti-kapal ke arah Kapal Perang AS yang beroperasi di Laut Merah hari ini.

Pada 14 Januari sekitar pukul 16:45. (Waktu Sanaa), sebuah rudal jelajah anti-kapal ditembakkan dari wilayah militan Houthi yang didukung Iran di Yaman menuju USS Laboon (DDG 58), yang beroperasi di Laut Merah Selatan. Rudal tersebut ditembak jatuh di sekitar pantai Hudaydah oleh pesawat tempur AS.

Tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan,” lapor Real News Not Bullshit.

Apa yang terjadi di sana membuktikan bila alutsista buatan Barat unggul dibanding sistem rudal anti kapal blok Timur yang digunakan Yaman.

Sumber : zonajakarta

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *