MULIAKAN DAN HORMATI HABAIB
Bait Syi’ir KH. Zuhrul Anam, menantu KH. Maimun Zubair
ليس من خلق النهضيين
ذكر الذرية مجردين عن أي لقب تشريف
سوأ أدب وجرأة ووقاحة
أخاف أنه من الإيذاء لمن قد يكون من أولياء الله
والله رأيت وسمعت وبكيت
هل إلى هذا الحد فساد الخلق
إلي قد سرى في جسد النهضة؟
هذا واجبهم تواضع منهم وواجبنا احترامهم
وكلام هذا الانصاري وليس بأنصاري قط
في معرض الإهانة والإيذاء
إنه من دلائل خمود الإيمان وعدم رعاية جانب جده
ومن حقه إن يخالف أي حبيب في رأي ما
لكن حسن الأداب واجب
واجتناب ما يؤذي النبي من أوجب الواجبات
Kelakuan seperti ini bukanlah ciri khas atau akhlak orang-orang NU.
Menyebut anak-cucu Baginda Nabi tanpa menyebutkan julukan mulianya.
Ini su’ul adab namanya, lancang, dan tak tahu diri.
Saya khawatir hal itu bagian dari menyakiti orang yang mungkin saja termasuk dari wali-wali Allah.
Demi Allah aku telah melihatnya, mendengarnya dan aku menangis,
apakah sampai kepada batas ini kerusakan moral/akhlak yg menjalar di tubuh orang-orang NU?
Seharusnya mereka bersikap rendah hati dan Kami berkewajiban memuliakannya.
Ucapan atau pernyataan Anshor ini sama sekali tidak mencerminkan seorang Anshor dalam menghina dan melecehkan.
Sungguh itu tanda-tanda merosotnya iman serta tidak menjaga kemuliaan kakeknya (Nabi Muhammad).
Seharusnya jika tidak sependapat dengan pandangan atau pendapat seorang habib, namun husnul adab tetap wajib.
Menjauhi hal yang menyebabkan hati Baginda Nabi tersakiti adalah yang paling penting dan yang terwajib.
*Bukan nahdliyyin namanya, kalo tak menghormati dzurriyat Rasulullah SAW*
حُبُّ النَّبِي وَالآلِ دِينِي ÷ وَمَذْهَبِي حَقّاً وَ يَقِينِي
وَعُمْدَتِي فِي كُلِّ حِينِي ÷ دَوْمًا فَإِنِّي لَا أُضَامْ
Cinta kepada Nabi dan keluarganya adalah agamaku ÷ Madzhabku dan sebenar-benarnya akidahku
Peganganku disepanjang waktu ÷ Selama-lamanya, aku tidak berdusta
Note : Postingan ini tidak ada unsur politik sama sekali, hanya sebuah ajakan untuk menghormati habaib.
Serambi Sarang