BENTUK SIKSA NERAKA BAGI PARA PENCACI & PENGUMPAT

✍️KH. Luthfi Bashori

Dewasa ini marak sekali cacian dan umpat yang dilakukan oleh masyarakat pengguna dunia medsos. Terutama para netizen yang merasa kontra dengan postingan pemilik akun tertentu.

Seharusnya, para netizen beragama Islam, bukan buzzer atau orang kafir, jika mendapati sebuah postingan di salah satu akun milik orang lain, dan merasa isinya kurang tepat/layak, jika akan mengkritik, janganlah dengan cara mencaci maki atau mengumpat, namun kritiklah secara ilmiah atau secara logika dengan kata-kata yang baik dan sopan.  

Rasulullah SAW bersabda: Sewaktu Rabbku membawaku naik (mi’raj), aku bertemu dengan suatu kaum yang kuku mereka seperti tembaga, dengan kuku tersebut mereka mencakari muka dan dada mereka sendiri. Lalu aku bertanya, “hai Jibril siapakah mereka?” Malaikat Jibril menjawab, “mereka Adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan menjatuhkan kehormatan mereka (mengumpat)”. (HR Abu Daud)

Ketika nabi SAW menjalani Isra’ dengan ditemani oleh Malaikat Jibril, beliau banyak melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, yang antara lain ialah pemandangan mengenai suatu kaum yang sedang disiksa. Mereka mempunyai kuku-kuku yang panjang dari tembaga, mereka cakari wajah mereka sendiri dengan kuku-kukunya itu. Ketika Rasulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril tentang mereka, maka Malaikat Jibril menjawab, bahwa mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging orang lain dan menjelek-jelekkan kehormatannya.

Maksudnya ialah orang-orang yang suka mencaci dan mengumpat orang lain. Orang yang mengumpat orang lain disamakan dengan memakan dagingnya dalam keadaan mati, seperti pengertian yang terkandung dalam firman-Nya yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang”. (QS. Al Hujurat: 12).

Pos terkait