Bukan Cuma Sampah, Salah Coblos Sembarangan Juga Bisa Mengakibatkan Banjir, Tanah Longsor & Kerusakan Lingkungan

✍️ Mas Dwy Sadoellah ( DWYSA )

Sampah

Kita sering diberi nasihat sederhana: jangan buang sampah sembarangan. Sebab satu kantong plastik di selokan bisa membuat air kehilangan arah, lalu banjir datang menagih konsekuensi. Itu pelajaran dasar yang bahkan anak SD pun hafal.

Yang tidak banyak disadari adalah: nyoblos sembarangan jauh lebih berbahaya daripada buang sampah sembarangan. Karena jika satu sampah bisa membuat jalan tergenang, satu pilihan politik yang ceroboh bisa membuat sebuah negara tenggelam.

Dan orang melakukannya dengan santai sekali. Bahkan bangga.

Satu coblosan yang diberikan tanpa pikiran bisa berubah menjadi undangan bagi bencana: banjir kebijakan, tanah longsor moral, abrasi kewarasan publik, dan kerusakan lingkungan yang bukan cuma terjadi di hutan, tapi di kepala banyak orang.

Kita heran kenapa sungai makin kotor, padahal kita sendiri memilih orang yang menganggap sungai sebagai halaman belakang untuk ditimbun. Kita kecewa ketika bukit-bukit hilang, tapi kita pernah mencoblos seseorang yang memandang bukit sebagai angka di kalkulator proyek. Kita marah ketika banjir datang setiap tahun, namun kita lupa bahwa kita sendiri yang memberi izin kepada mereka yang pekerjaannya membuka pintu darurat bagi setiap kerusakan ekologis.

Nyoblos asal-asalan itu seperti menanam racun dengan sukarela. Efeknya tidak langsung, tapi pasti. Pelan-pelan menggerogoti. Awalnya cuma satu keputusan kecil, lalu menjadi rangkaian kebijakan yang menjatuhkan pohon terakhir yang seharusnya menjaga kita dari longsor.

Ironinya: orang yang paling sibuk mengeluh bencana, sering adalah mereka yang dulu memilih dengan alasan paling konyol. Karena ikut-ikutan. Karena dapat kaos. Karena janjinya lucu. Karena fotonya cerah. Karena “yang penting bukan itu.”

Sementara bumi hanya diam dan mencatat semuanya dengan sabar: Air tahu siapa yang kalian pilih. Tanah juga tahu siapa yang kalian beri mandat untuk diolah. Dan alam tidak mau diajak kompromi atas pilihan yang ceroboh.

Pada akhirnya, bencana bukan datang dari langit. Bencana sering kali datang dari bilik suara—ketika tangan yang seharusnya bijak justru mengikuti ego, emosi, atau kebiasaan malas berpikir.

Kalau buang sampah sembarangan bisa merusak selokan, maka nyoblos sembarangan bisa merusak masa depan seluruh generasi.

Dan keduanya sama-sama dimulai dari satu hal kecil: ketidakpedulian terhadap akibat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *