Buya Yahya : Bahayanya Menunda nunda Bayar Hutang

Ulama kharismatik kelahiran kota Blitar, Jawa Timur yang merupakan pengasuh Lembaga Pendidikan dan Dakwah (LPD) Al-Bahjah, Cirebon, KH Yahya Zainul Ma’arif atau populer dengan sapaan Buya Yahya mengingatkan bahayanya menunda membayar utang.

Bacaan Lainnya

Perihal ini, Rasulullah SAW mewanti-wanti agar secepatnya bayar utang. Pasalnya jika meninggal dalam keadaan masih behutang maka kebaikannya akan menggantikan hitangnya di hari kiamat.

Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِىَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).

Buya Yahya mengingatkan, penundaan pembayaran utang yang disengaja dapat mengakibatkan kehidupan yang serba kekurangan dan kesusahan.

Ia menekankan bahwa menunda-nunda membayar utang ketika seseorang mampu secara finansial adalah dosa besar.

Sebagai imbalannya, kita harus memperhatikan kewajiban dan membayar kembali hutang ketika jatuh tempo, terutama bila telah memiliki kemampuan finansial.

“Jika Anda pernah ditolong oleh seseorang, dan saat ini Anda mempunyai kemampuan finansial, hendaknya anda melunasi hutang Anda segera setelah jatuh tempo,” tandasnya.

Namun, jika saat ini tidak mampu membayar utang, komunikasikan dengan orang yang memberi pinjaman dengan cara yang sopan.

“Jika Anda masih ingin menggunakan uang pinjaman, komunikasikan dengan pemberi pinjaman dengan hormat. Jangan diam dan berdalih seperti ‘mereka kaya, jadi tidak apa-apa,” saran Buya Yahya.

Pos terkait