CARA IMAM MALIK BERDOA DI MAKAM NABI MUHAMMAD SAW
Oleh KH. Luthfi Bashori
Menurut para ulama Salaf, bahwa disunnahkan bagi orang yang berziarah ke makam kuburan Nabi SAW untuk berdiri menghadap makam beliau SAW, lantas berdoa kepada Allah memohon kebaikan dan kemuliaan.
Di saat berdoa di makam kuburan Nabi SAW ini tidak diharuskan menghadap Qiblat. Bahkan berdiri di hadapan makam kuburajn Nabi SAW itu bukanlah perbuatan bid`ah dhalalah, apalagi syirik.
Di dalam kitab Assyifa fit ta`rifi bihuquqil musthafa, karya Al-imam Al-Qadli Iyadl Alyahsubi diterangkan pada bab Ziarah dengan sanad beliau sebagaimana berikut:
Suatu saat Imam malik berdialog dengan Amirul mukminin Abu Ja`far Almanshur di Masjid Nabawi Madinah:
IMAM MALIK : Wahai Amirul mukminin, janganlah engkau angkat suaramu di dalam Masjid ini, karena Allah mengajari umat dengan firman-Nya yang artinya: (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi. / QS. Hujurat, ayat 2).
Di sisi lain Allah memuji sekelompok umat dengan firman-Nya yang artinya: (Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertaqwa. Bagi mereka adalah ampunan dan pahala yang besar. / QS. Alhujurat, ayat 3).
Allah juga mencela sekelompok umat dengan firman-Nya yang artinya: (Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu), kebanyakan mereka tidak mengerti. /QS. Hujurat, ayat 4).
Sesungguhnya status pengangkatan suara melebihi suara Nabi SAW itu sama saja hukum keharamannya itu baik di saat beliau SAW sudah wafat maupun di saat beliau SAW masih hidup.
ALMANSHUR : (dalam keadaan tenang dan nyaman setelah mendengar nasehat), Wahai Abu Abdillah (Imam Malik), apakah aku menghadap Qiblat saat berdoa atau aku menghadap ke makam Rasulullah SAW ?
IMAM MALIK : Mengapa engkau akan memalingkan wajahmu dari beliau SAW, sedangkan beliau SAW itu adalah wasilah (perantara dan penolong)-mu dan wasilah bapakmu Nabi Adam Alaihis salam kepada Allah di hari Qiamat? Maka menghadaplah kepada beliau SAW dan mohonlah syafaat dengannya, niscaya Allah akan menolongmu.
Allah berfirman yang artinya: (Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. / QS. Annisa, ayat 64).
Berkata Syeikh Ibnu Taimiyah : Saat meriwayatkan dari Imam Malik, Ibnu Wahbin berkata: Apabila seseorang mengucapkan salam kepada Nabi SAW
(saat berziarah), hendaklah ia berdiri menghadap makam kuburan Nabi SAW, bukan menghadap Qiblat, lantas mendekatkan dirinya ke makam seraya berdoa, tanpa mengusapkan tangannya ke makam beliau SAW. (kitab iqtidhaus shirathil mustaqim, hal 393).
Imam Nawawi ikut merekomendasikan hal yang sama seperti itu juga sebagaimana tertera dalam kitab karangannya, yaitu Al-adzkar dalam bab Ziarah, maupun kitab karangannya, yaitu Almajmu juz 8 hal 272.
Imam Alkhafaji pengarang Syarah Assyifa, menukil perkataan Imam Subki sebagai berikut: Disunnahkan bagi orang yang berziarah untuk datang ke makam kuburan Nabi SAW dengan menghadapkan dirinya ke makam serta membelakangi Qiblat, kemudian mengucapkan salam kepada Nabi SAW, dan mengucapkan salam kepada Assyaikhain (Sy. Abu Bakar dan Sy. Umar). Setelah itu kembali ke tempat duduknya. (Syarah Assyifa, juz 3 hal 398).