Bertahap Menuju Neraka
Oleh Mas Dwi Nawawy Sadoellah Sidogiri
Kita hidup di zaman ketika dakwah tidak lagi tentang kebenaran, tapi tentang kuantitas. Semakin banyak yang datang, semakin “berhasil.” Maka, mari kita beri panggung yang lebih besar untuk tepuk tangan, bukan untuk taubat. Mari kita sebut joget campur laki-laki perempuan sebagai strategi. Karena dalam dunia modern, kesesatan pun bisa dicetak sebagai “branding.”
Ada yang bilang: “Ini dakwah bertahap, seperti Walisongo.” Luar biasa. Tiba-tiba semua orang jadi ahli sejarah dan murid langsung Sunan Kalijaga. Seolah-olah setiap panggung dangdut dengan stiker shalawat itu adalah reinkarnasi dari kisah dakwah masa lalu. Bedanya, Sunan Kalijaga meng-Islam-kan wayang, sedang mereka malah meng-wayangkan Islam. Tapi kita maklumi. Zaman ini memang zamannya tukang fotokopi yang tidak bisa membaca isi.
Konsep “bertahap” tiba-tiba jadi jimat segala urusan. Padahal, dalam fikih, yang bertahap itu adalah proses penarikan dari yang buruk ke yang baik—bukan membiarkan yang buruk terus berlangsung dengan irama remix dan lighting berwarna-warni. Tapi memang lebih mudah menyebut haram itu strategi, daripada mengakui bahwa kita hanya takut kehilangan pasar.
Masjid sepi? Solusinya bukan lomba adu ayam. Tapi siapa yang peduli? Asal ramai, apapun boleh. Bahkan neraka pun bisa disulap jadi venue.
Dan lucunya, mereka yang mempromosikan semua ini merasa sedang berjuang menyelamatkan umat. Tidak sadar bahwa mereka sebenarnya sedang menjual umat. Murah. Diskon dosa. Beli satu dosa, dapat pahala promo.
Jika seorang dai tahu bahwa joget koplo itu haram, tapi tetap diselenggarakan, maka dia bukan dai, tapi event organizer. Dan jika dia berdalih sedang “memaklumi” maksiat demi dakwah, maka kita perlu bertanya: dakwah kepada siapa? Kepada Allah, atau kepada sponsor?
Pada akhirnya, kita bisa saja menyebut semua yang haram sebagai dakwah bertahap. Tapi jangan heran jika akhirnya kita bertahap juga: dari masjid ke panggung, dari panggung ke pasar, dari pasar ke api.
Begitu halus jalan ke neraka hari ini. Bertahap. Tapi pasti.
Sumber : dwyasafb