DI NU ITU PERLU ADA TOKOH YANG BERANI TEGAS

Oleh KH. Luthfi Bashori

Di penghujung bulan Rajab, tepatnya tanggal 6 Mei 2016, penulis mempunyai kewajiban berangkat Safari Dakwah ke wilayah Jayapura Papua untuk Pembinaan Aswaja di tengah-tengah masyarakat Jayapura, yang dikemas oleh panita dalam rangkaian peringatan Isra` & Mi`raj Nabi Muhammad SAW
dan tanya jawab seputar ke-Aswaja-an

Acara sesuai jadwal, sudah tersusun di sebelas tempat, baik itu dilaksanakan di saat waktu Dhuha, atau selepas shalat Dhuhur dan waktu malam selepas shalat Isyak.

Tempatnya pun berganti-ganti, terkadang di masjid, di aula, di kampus dan sebagainya.

Di saat berangkat dari bandara Juanda Surabaya, subhanallah, di ruang tunggu keberangkatan itu, penulis disapa oleh salah satu pengurus PWNU Jawa Timur, KH. Abdurrahman Nafis. Hingga terjadilah perbincangan ringan dan santai.

Pembahasan saat itu antara lain seputar tempat kota tujuan, yang mana penulis menuju kota Jayapura, sedangkan beliau menuju wilayah Biak, yaitu tempat transit Pesawat Garuda sebelum masuk ke bandara Sentani Jayapura.

Cukup banyak perbincangkan dalam pertemuan singkat
tersebut, di antaranya bahwa KH. Abdurrahman Nafis menyatakan sangat setuju dan mendukung tentang warna dakwah yang selama ini penulis lakukan, baik itu dakwah lewat tulisan maupun lewat media video youtube, tentunya juga dakwah yang langsung terjun ke masyarakat

Beliau juga mengatakan, bahwa sudah sering mendapat kiriman cuplikan video dakwah penulis, hingga KH. Abdurrahman Nafis sempat mengucapkan:
“Ya Syeikh… (begitulah cara beliau memanggil penulis).. dakwah seperti yang antum lakukan secara tegas dengan merujuk syariat seperti yang ada dalam video-video antum itu, saat sekarang ini sangat dibutuhkan khususnya oleh warga NU, hingga bisa jadi rem bagi kawan-kawan NU yang lain… di NU itu perlu ada tokoh yang berani tegas… !”

Begitulah kurang lebih yang disampaikan oleh KH. Abdurrahman Nafis.

Maka penulis pun menyampaikan terima kasih atas dukungannya dan mohon doa, tentunya agar penulis dapat beristiqamah dalam upaya melestarikan
ajaran aqidah para ulama Salaf Aswaja khususnya ajaran para pendiri NU demi keselamatan akhirat warga NU dari serangan pahaman sesat semacam ajaran Syiah, Wahhabi, Liberalisme dan Komunisme.

sumber : pejuangislam

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *