Fatwa Jahat Pesanan Dari Penguasa

Belum lama, ramai berita konglomerat China menyerobot tanah rakyat dan hutan lindung di kawasan PIK 2.

Tapi yang bikin tambah pedih ada “Kyai mantan Ormas Tertentu” yang menjustifikasi itu nggak apa apa kok, itu nggak mengancam kedaultan NKRI kok, dan itu sah katanya secara fikih sesuai dengan “ihya’ul mawat” katanya, “tanah mati dihidupkan, halal jadi miliknya.”

Fatwa-fatwa jahat ini nyatanya muncul bukan dari orang-orang bodoh, tapi dari orang orang yang punya ilmu, mereka bisa bahasa Arab, mereka bisa baca Kitab bolak-balik. Tapi sayang, mereka tidak pernah membela agama, mereka hanya membenarkan fatwa pesenan dari penguasa.

Misalnya, dizaman Kemerdekaan, faktanya nggak semua orang Nusantara itu mendukung jihad melawan pemerintah Kolonial, faktanya banyak juga orang pribumi yang menjadi plajurit Belanda dan tidak sedikit juga ulama yang berfatwa bahwa Belanda adalah ulil Amri yang sah, siapapun yang menolak pemerintahan Belanda, berarti dia adalah Khawarij, dia adalah Bughat, dia adalah pemberontak.

Lalu, baru-baru ini, saat Presiden Indonesia berkunjung ke Vatikan dan terlihat mengangkat tangan seolah berdoa di depan jenazah Paus, buzzer-buzzer syariah langsung pasang badan.

Katanya, “Mendoakan orang kafir itu memang nggak boleh, tapi siapa tahu beliau sedang mendoakan diri sendiri?”

Lain waktu, saat ada peristiwa penendangan sesajen di Gunung Semeru, sebagian orang justru membela praktik tersebut.

“Kalo disembelih atas nama Allah, sajen itu halal kok. Lagipula kan makanan yang dibiarkan itu juga bisa dianggap sedekah untuk burung-burung, dan ikan-ikan dilautan jadi itu bukan mubadzir.

Mereka berfatwa, itu bukan tanpa omong kosong tapi didukung oleh kitab kitab fikih, memelintir hadits memelintir quran.

“Mereka menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang murah.”
(QS Al-Baqarah: 174)

Rasulullah SAW pernah berkata:

أنا من غير الدجال أخوف عليكم من الدجال. قيل: وما هو يا رسول الله؟ فقال: علماء السوء

Artinya: “Terdapat sekelompok orang yang lebih kutakutkan (kedatangannya) daripada Dajjal. Beliau ditanya: ‘dan siapakah dia wahai Rasulullah?’ Maka Ia menjawab: ‘para ulama su’ (buruk)’,” (HR. Ahmad).

Sumber : ngopidiyyahfb

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *