Habib Ali bin Muhsin al-Hamid, Tanggul Jember; veteran Perang Kemerdekaan. Lahir di Lumajang, wafat di Pasuruan.



Ahad, 17 Agustus 2025

Habib Ali bin Muhsin al-Hamid, Tanggul Jember; veteran Perang Kemerdekaan. Lahir di Lumajang, wafat di Pasuruan.

Aktif di Keibodan, kemudian bergabung dengan Hizbullah, melebur dalam BKR-TKR lantas aktif di TNI-AD.

Ketika ikut bertempur di Palagan 10 November 1945, siku dan mata kiri beliau terkena serpihan mortir yang menyebabkannya buta sebelah. Dirawat di rumah KH. Fattah Yasin, tokoh Hizbullah Surabaya yang juga aktivis NU dan murid KH. A. Wahab Chasbullah dan kawan KH A Wahid Hasyim (dalam catatan KH. Saifuddin Zuhri di buku Berangkat dari Pesantren, dirinya pernah berjumpa dengan Kiai Fattah di Yogyakarta, sebelum agresi militer II, dan Kiai Fattah malah pakai seragam TNI-AL)

Saat gerilya di Malang, saat Agresi Militer II, beliau berada di bawah kesatuan Mayor Hamid Rusydi, anggota Barisan Ansor NU alias BANOE (dia menjadi mayoret saat parade drumband GP Ansor di Muktamar NU Malang, 1937; Daidancho PETA, perwira TNI yang gugur saat agresi militer Belanda II, namanya diabadikan sebagai nama terminal di Malang, dan ada patungnya berseragam TNI bertelekan katana di salah satu sudut kota Malang).

Bacaan Lainnya

Di Hizbullah, beliau bergabung di Divisi I Sunan Giri, bermarkas di Malang pula. Saat agresi militer II, adiknya, Umar bin Muhsin al-Hamid ditangkap NEFIS (intelijen militer Belanda) dan disik-sa agar membocorkan posisi kakaknya. Tapi tetap bungkam.

Selain terlibat dalam pertempuran November 45, beliau juga bergerilya di wilayah Malang antara 1946-1949, kemudian sebagai TNI ditugaskan ke Sulawesi Selatan. (Catatan: Beliau saat gerilya di Malang kemungkinkan besar berjumpa dengan Almarhum Bapak Aziz Masyhuri, Hizbullah Lumajang yang kemudian di TNI-AD, ayahanda Mbak Dokter Zahrotur Riyad; dan pakde saya almarhum Bapak Muhammad Roi, Hizbullah Jember yang kemudian aktif di TNI-AD, ayahanda Mbak Dian Qies Dian dan Mbak Trisnaning New)

Di era G30-S, adik Habib Ali, Umar bin Muhsin al-Hamid diculik gerombolan PKI di Ambulu Jember dan disik-sa hingga gegar otak lalu wafat. Sepupunya, Habib Ali bin Abdullah Al-Hamid, Ketua GP Ansor Tanggul, diculik dan dibun- uh PKI, dan belum diketahui makamnya hingga notulensi laporan ini diketik oleh Habib Ali bin Muhsin al-Hamid, 27 Juli 1988.

Beliau pensiun dari TNI-AD tahun 1950. Mendapatkan beberapa tanda jasa, termasuk Bintang Gerilya.

Semoga Allah merahmati para pejuang dan syuhada yang berjuang untuk Islam dan Indonesia .

Sumber dokumentasi: cucu Habib Ali al-Hamid, Abdullah Al Hamid

Qultu: Kita tidak boleh menutup mata menafikan kontribusi satu golongan tertentu..

Faktakini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *