Khalid Mishal, salah satu pemimpin gerakan perlawanan Palestina Hamas, disebut menggantikan Yahya Sinwar. Penunjukkan Khalid Mishal sebagai pengganti Yahya Sinwar diungkapkan oleh saluran televisi Lebanon, LBCI pada Jumat (18/10/2024).
Khalid Mishal didapuk menjadi pemimpin sementara Hamas yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak penting yang terlibat dalam perundingan terkait tawanan “Israel” yang masih berada di Jalur Gaza.
Sejumlah sumber juga mengonfirmasi bahwa pemimpin Hamas itu memberi tahu pejabat Turki, Qatar, dan Mesir tentang syahidnya Yahya Sinwar.
Khalid Mishal menjadi terkenal di seluruh dunia pada 1997 setelah agen “Israel” menyuntiknya dengan racun. Upaya pembunuhan di Amman, Yordania, itu berhasil digagalkan.
Serangan terhadap Mishal diperintahkan oleh Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu.
Serangan ini membuat Raja Hussein dari Yordania sangat marah. Ia pun berbicara tentang hukuman gantung terhadap calon pembunuh dan membatalkan perjanjian damai Yordania dengan “Israel” kecuali penawarnya diserahkan.
“Israel” menyetujui permintaan tersebut dan juga setuju untuk membebaskan pemimpin Hamas Syeikh Ahmad Yassin. Namun tujuh tahun kemudian, “Israel” membunuh Syeikh Ahmad Yassin.
Bagi rakyat Palestina, Khalid Mishal dan pimpinan Hamas lainnya adalah pejuang pembebasan dari penjajahan “Israel”, yang tetap menjaga perjuangan mereka tetap hidup ketika diplomasi internasional telah mengecewakan mereka.
(sumber: arrahmah)