HEBATNYA ORANG MISKIN YANG SABAR ATAS KEADAAN
Oleh KH. Luthfi Bashori
Orang miskin namun hebat dalam pandangan Allah itu, adalah seseorang yang dapat menerima keadaan sebagai taqdir dengan penuh kesabaran, tentu yang dimaksud setelah ia berusaha kerja keras semaksimal mungkin dalam mencari rezeki, walaupun dalam kenyataan hidup, ia tetap dicatat sebagai orang miskin yang penuh dengan kekurangan.
Rasulullah SAW bersabda: “Beruntunglah orang yang (ibarat) semalam berhaji dan berjihad di pagi harinya, yaitu seseorang yang tidak terkenal, mempunyai banyak anak, tidak meminta-minta, rela dengan sedikit rezeki yang diterimanya, bila ia datang kepada mereka selalu tersenyum, dan bila pergi dari mereka selalu senyum pula. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman kekuasaannya-Nya, sesungguhnya mereka (orang-orang yang memiliki sifat demikian) adalah sama dengan orang yang berhaji berjihad dijalan Allah SWT”. (Riwayat ad-Dailami melalui Abu Huraira r.a.)
Orang miskin namun dapat memelihara kehormatan dirinya dari meminta-minta di depan publik. Atau dengan kata lain, tidak mau meminta-minta dari satu pintu ke pintu yang lain, lantas pergi setelah mendapat sesuap atau dua suap makanan.
Orang miskin yang mempunyai sikap demikian itu pahalanya sama dengan orang yang berhaji dan berjihad di jalan Allah. Sekalipun hidupnya miskin namun ia tidak mau meminta-minta, dan ia menerima bagiannya yang sedikit dari perkara duniawi dengan penuh kesabaran.
Walapun semisal istri dan anak-anak yang menjadi tanggungannya itu cukup banyak. Bila ia pulang dari bekerja, ia menemui mereka dengan muka yang berseri-seri, dan bila ia pergi untuk mencari nafkah, ia pun meninggalkan mereka dengan muka yang berseri-seri pula. Atau dengan kata lain, ia terima semua keadaan dan nasib dirinya itu dengan rasa qana’ah dan sabar (nerimo ing pandum, Bhs. Jawa).
Maksudnya, sekalipun dirinya miskin, namun tetap berkerja semaksimal mungkin dan tidak pernah menyerah dalam usahanya. Hanya saja minimnya hasil dari ikhtiar pekerjaannya itu tidak mengecilkan nyalinya untuk tetap mandiri dalam menghidupi keluarganya.