KESALAHAN FATAL MATEMATIKA GURU GEMBUL

KESALAHAN FATAL MATEMATIKA GURU GEMBUL

Bacaan Lainnya

Dalam forum dialog yang diadakan oleh R.A, yang disiarkan secara live, Guru Gembul dengan penuh percaya diri berusaha menyajikan hitungan yang menurutnya mendukung kritik terhadap jalur nasab (keturunan) HRS. Sayangnya, hitungannya justru mengandung kekeliruan fatal. Ia menggunakan asumsi yang tidak masuk akal tentang jarak generasi dan menyebutkan bahwa ada 78 generasi sejak masa kenabian hingga kini.

Berikut penjelasannya :
Sebagaimana yang Guru Gembul utarakan, ia memiliki asumsi bahwa bahwa setiap generasi berjarak 25 tahun (kita sebut asumsi karena tidak ada teori yang menyatakan demikian). Berdasarkan asumsi ini, ia menghitung bahwa dari awal masa Hijriyah hingga sekarang, terdapat 78 generasi. Dan dengan hitungan tersebut, dengan lantang ia menjustifikasi bahwa probabilitas jumlah 38 generasi nasab HRS bisa terjadi adalah sangat kecil bisa terjadi, ia bahkan menyebut kemungkinan bisa terjadi hanya 1 persen dari satu juta kemungkinan.


Pertanyaannya, dari mana Guru Gembul mendapatkan angka 78 Generasi?


Jika kita teliti hitungan 78 ini, terlihat bahwa Guru Gembul menggunakan kalender Masehi dan menghitung seolah-olah Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun 1 Masehi, berikut hitungannya:
(2024 – 63) ÷ 25 = 78 Generasi


Ini berarti Guru Gembul secara tidak langsung menghitung seolah-olah Nabi SAW lahir di tahun 1 Masehi, lalu usia Nabi SAW yang 63 tahun dikurangi dari 2024. Bagaimana mungkin kecerobohan fatal ini bisa dilakukan oleh orang yang mengaku dirinya peneliti dan paling Ilmiah? Siapa yang mengajari Guru Gembul bahwa Nabi SAW lahir 1 Masehi?
Jika menggunakan kalender Hijriyah yang benar, kita seharusnya mendapatkan:

  • (1446 – 63) ÷ 25 = 55 Generasi
    Dengan demikian, hitungan 78 generasi itu adalah hitungan yang sangat dangkal bagi seseorang yang mengklaim bahwa dirinya Ilmiah.
    Berkenaan asumsi jarak antar generasi yang diajukan Guru Gembul, terdapat teori yang lebih otoritatif seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun menyatakan bahwa dalam 100 tahun, biasanya hanya ada 2 generasi, atau menurut penelitian Richand J. Wong (2023), rata-rata antar generasi adalah 30,7 tahun, yang berarti dalam 100 tahun ada sekitar 3 generasi.
    Jika kita menggunakan metode Ibnu Khaldun, sejak awal Hijriyah hingga sekarang, seharusnya ada sekitar 29 generasi, sedangkan menurut penelitian Richand J. Wong, ada sekitar 47 generasi. Ini jauh lebih masuk akal daripada hitungan Guru Gembul yang menyatakan 78 generasi.
    Habib Fikri juga menjelaskan bahwa nasab HRS yang mencapai 38 generasi masih dalam batas kewajaran jika dibandingkan dengan teori Ibnu Khaldun dan Wong. Apalagi, dalam tradisi dzuriah Nabi, kebiasaan menikah di usia lanjut serta variasi jumlah anak (anak pertama atau terakhir) memberikan fleksibilitas dalam hitungan generasi, sehingga 38 generasi dalam 1446 tahun memiliki probabilitas yang sangat tinggi.

Kesimpulan
Guru Gembul melakukan kesalahan hitung yang fatal dengan menggunakan asumsi yang tidak tepat dan mengabaikan metode yang lebih akurat seperti yang diajukan oleh para ahli. Hitungannya yang menghasilkan 78 generasi seolah-olah Nabi SAW lahir pada 1 Masehi adalah kekeliruan besar apalagi setelah klaim Ilmiahnya. Dengan memperhatikan teori yang lebih ilmiah, jumlah generasi yang lebih wajar berkisar antara 29 hingga 47 generasi, dan nasab HRS dengan 38 generasi adalah sepenuhnya masuk akal.

Oleh: M. Anwar Rifa’i, S.Pd., M.E

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *