Media internasional seperti New York Times, The Guardian, Washington Post, dan Jerusalem Post menyoroti masalah yang sedang menggerogoti militer Israel dan pemerintahan Benjamin Netanyahu.
New York Times: Warga Sipil jadi Korban utama
The New York Times menyoroti agresi militer Israel ke Jalur gaza Selatan dengan mengutip dua pakar hukum perang. Dalam hal ini, warga sipil akan menjadi korban serangan mematikan tersebut.
Pakar menilai militer Israel tidak melakukan perubahan taktik saat menyerang Jalur Gaza Selatan. Pola di Jalur Gaza utara pada fase pertama perang masih diterapkan dan warga sipil menjadi korban.
“Peringatan Israel kepada warga sipil untuk menjauh dari daerah berbahaya tampaknya tidak efektif, dan ruang lingkup serangan militer Israel membuat masalah ini menjadi tidak jelas,” demikian New York Times.
Stratfor: Militer Hadapi Kekuatan Penuh Faksi Palestina
Media intelijen geopolitik Amerika Serikat, Stratfor, mengungkapkan, serangan Israel ke Jalur Gaza Selatan merupakan upaya untuk menduduki kembali Jalur Gaza.
Terlepas dari metode serangan digunakan, analisis Stratfor menyebut militer Israel akan menghadapi pertempuran sengit dari faksi pejuang Palestina. Faksi pejuang Palestina disebut akan semakin kuat seiring berjalannya waktu.
“Perlawanan dari militan (pejuang Palestina), yang kekuatannya akan semakin kuat seiring berjalannya waktu, dapat memicu kembali eskalasi regional,” demikian Stratfor.
The Guardian: Militer Israel Pakai Taktik Lama
Paul Rogers dalam artikel di surat kabar The Guardian menilai, penggunaan kekuatan yang tidak proporsional oleh militer Israel merupakan taktik yang sudah lama ada.
Militer Israel bergantung pada doktrin yang sebelumnya diadopsi dalam perang 2006 melawan Hizbullah Lebanon, yang disebut prinsip Dahiya.
“Israel tidak hanya mengalahkan lawan dalam konflik singkat, namun menghancurkan perekonomian dan infrastruktur negara, terlepas dari puluhan ribu korban sipil, untuk mencapai efek jera yang berkelanjutan,” menurut penulis.
Washington Post: Netanyahu Akan Kalah
Ishaan Tharoor di Washington Post berpendapat, Benjamin Netanyahu sedang berperang dalam dua perang, dan dia tidak akan memenangkan keduanya.
Netanyahu yang memimpin operasi militer melawan Hamas di Jalur Gaza. Dia juga terjerat kasus korupsi dan sudah masuk ke persidangan.
“Netanyahu kembali melakukan pertempuran paralel, seiring proses persidangannya yang berlangsung lama, yakni persidangan dugaan korupsi yang ada berlanjut pada Senin (4/12),” kata Ishaan.
Jerussalem Post: Netanyahu Harus Mundur
Media Israel Jerusalem Post menerbitkan sebuah artikel yang ditulis Mark Simon. Dalam artikel itu, Mark meminta Netanyahu untuk mundur dari jabatan perdana menteri.
“Setelah lebih dari dua bulan teror dan penderitaan bagi kita semua di Israel, Saya rasa saya bukan satu-satunya orang yang percaya bahwa sudah waktunya bagi Netanyahu untuk menyingkir dan membiarkan pihak lain mengambil alih kendali pemerintahan baru.”
Sumber : spiritofaqsa.or.id