KH. Luthfi Bashori
Sesama muslim itu hakikatnya adalah satu saudara, yang mana setiap muslim itu dengan muslim lainnya itu hendaklah saling menjaga kehormatan saudaranya, terutama kehormatan dalam urusan akhiratnya.
Jika suatu saat terjadi kedhaliman yang tengah berjalan merampas hak-hak dan kehormatan seorang muslim karena keislamannya, maka hendaklah seluruh umat Islam bangkit melawan kedhaliman tersebut, demi membela kehormatan saudaranya yang tengah diinjak-injak oleh penjahat dhalim.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa membela kehormatan saudaranya (sesama muslim), niscaya Allah akan memalingkan wajahnya dari neraka pada hari Kiamat.” (HR. Imam Ahmad dan Imam Turmudzi RA, dari shahabat Abu Darda’)
Ini adalah jaminan dari Rasulullah SAW terhadap pihak-pihak yang selalu membela kehormatan saudaranya sesama muslim, yaitu Allah akan memalingkan wajahnya dari api neraka, yakni Allah akan menyelamatkannya dari siksa neraka.
Bahkan identitas keislaman itu sangat menentukan nasib seseorang di akhirat nanti. Termasuk juga sikap peduli dan pro terhadap keislaman, serta kualitas pembelaaan seseorang itu, akan menjadi anak tangga bagi ketinggian derajat seseorang di hadapan Allah.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 64, yang artinya: “Saksikanlah bahwa kami ini adalah hamba-hamba yang ‘beragama’ Islam/pasrah dengan aturan Islam.”
Ayat ini termasuk dalil penguat terhadap pentingnya seseorang itu beridentitas Islam secara jelas, terutama di saat seseorang itu bergaul di tengah masyarakat yang berkemajmukan, bukan bersikap abu-abu.
