MENDEKATI PUNCAK PERTEMPURAN DI GAZA ?

✍️ Elfiyon Tanjung

Dalam rencana serangan terakhirnya menaklukan Gaza,  Penjajah Israhell diberitakan akan mengerahkan 130.000 pasukan dan tank mereka. Rencana ini sebagai wujud putus asa menghadapi pasukan pejuang bercelana training dan sandal gunung yang menyergap tiba tiba dimana mana. Bahkan dengan santainya memasukan paket go send peledak dalam tank merkava.

Dilaporkan sementara dari 20 ribuan tentara penjajah, sebagian besarnya sudah COD  ke neraka, bagi yang selamat mengalami cacat permanen kehilangan kaki dan tangannya. Ditambah dengan stress berat dan gangguan jiwa mengarah bundir. Banyak dalam kesaksian mereka, tidak dapat lagi tidur nyenyak karena setiap malam mereka seakan melihat wajah wajah anak anak dan wanita gaza yang  diberondongnya dengan senjata.

Internet pun sejak kemarin kabarnya sudah dipadamkan. Semua koneksi kepada dunia luar digelapkan. Para jurnalis dibungkam dan dibunuh agar genosida tidak punya bukti. Setelah sebelumnya memblokade bantuan kemanusiaan dan menutup suplay bahan bakat, air bersih, makanan dan obat obatan. Bangunan di Gaza kini dikabarkan hampir 80 persen sudah hampir rata dengan tanah. Jalanan hampir tak bersisa.  Meski demikian belum 1 persenpun semangat pejuang kendor dan tidak terdapat tanda tanda rakyat akan menyerah.

Kata kata rakyat Palestina ini sungguh luar biasa dan tak dimiliki bangsa manapun saat melihat kota mereka hancur poranda. Mereka berkata, kalau mereka hancurkan, akan kami bangun kembali. Mereka hancurkan lagi. Kami akan bangun lagi. Mereka bunuh pemuda kami, akan kami lahirkan kembali. Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maula Wanikmannasir.

Keteguhan mereka telah sampai pada puncak yang tinggi. Mereka tidak menangis minta dikasihani siapapun, tidak menyalahkan siapa siapa, termasuk kelompok mengaku paling nyunnah yang kerap memfitnah dan mencela perjuangan mereka, hanya karena dibantu Iran, Hizbullah dan Yaman. Tapi ada satu kata kata yang mereka ucapkan untuk dikenang bagi siapapun yang diam saat Palestina ditindas, “Kalian akan menjadi musuh kami kelak diakhirat”.

Dalam menghadapi rencana gempuran 130 ribu gerombolan penjajah itu, Hamas menurunkan 10 ribu pejuangnya. Pejuang terlatih dan pemburu syahid. Pasukan yang terbiasa meledakan tank dari jarak nol meter. Yang mampu memasukan peledak dalam palka merkava, yang secara tak langsung jadi panggangan mereka. Dan faktanya, sebagian besar pasukan penjajah itu tewas bukan dalam tembak menembak, tapi tewas dalam ketakutan dalam tank besi mereka yang meledak tiba tiba.

Negara negara di dunia kini semakin membuka mata. Ini bukan perang agama. Ini kejahatan dan rasa kemanusiaan. Mayoritas negara didunia mendukung Palestina merdeka. Satu persatu mereka mulai berani mengasingkan penjajah dengan sekutunya. Menolak kehadiran warga penjajah masuk ke negara mereka. Sementara demonstrasi dukungan Palestina tanpa henti di banyak negara.

Meraba raba kondisi saat ini setelah setahunan lebih perang meletus. Tidak terdapat tanda tanda Kang Mamas akan meletakan senjata dan menyerah kalah. Justru tetap berdiri kokoh. Hebatnya, tak satupun dari mereka memperlihatkan wajahnya karena berjuang bukan untuk mencari nama dan popularitas. Hal ini  menandakan bahwa apa yang diucapkan syahid Syekh Ahmad Yassin itu sebuah keniscayaan. Tahun 2027 adalah masa kehancuran Israhell. Semoga juga demikian dengan negara para sekutunya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *