Oleh KH. Luthfi Bashori
Jika engkau ditaqdirkan oleh Allah menjadi seorang miskin, penuh kekurangan, padahal engkau telah berusaha dengan keras untuk mendapatkan harta yang berkecukupan, namun nasibmu tetap saja miskin, maka terimalah dengan penuh ikhlas dari hati yang mendalam.
Jika engkau ditaqdirkan oleh Allah menjadi orang yang berkecukupan, bahkan cenderung kaya raya, padahal engkau merasa tidak seberapa dalam bekerja mengumpulkan harta, namun Allahlah yang mengirim harta itu kepadamu dari arah yang tidak pernah engkau sangka-sangka sebelumnya, maka terimalah nasib baikmu itu, namun jangan jadikan hartamu dapat melalaikan ibadahmu kepada Allah.
Jangan lupakan hak orang fakir miskin yang ada pada hartamu, dan jangan letakkan kekayaan itu merasuk dalam relung hatimu, namun cukup letakkanlah harta itu di telapak tangan, hingga kapan saja engkau akan menyalurkannya sesuai keinginanmu, engkau tinggal membuka genggaman, termasuk saat bersedekah membantu sesama, hingga hatimu tidak pernah mengikat harta itu menjadi berkepemilikan sepenuhnya.
Seperti itulah gambaran orang-orang yang ikhlas menerima taqdir yang bukan menjadi pilihan hidup. Rasulullah SAW bersabda: “Berbahagialah orang-orang yang ikhlas (dalam beramal), mereka merupakan pelita petunjuk yang dapat menguakkan gelapnya fitnah”. (HR. Imam Abu Nu’aim dari shahabat Tsauban r.a).
Dalam keadaan yang gawat dan kritis sangat diperlukan orang-orang yang berhati ikhlas, karena hanya dengan merekalah semua keadaan yang genting lagi gawat dapat teratasi.
Rasulullah SAW bersabda: “Berbahagialah orang-orang yang berlomba menuju kepada naungan Allah, yaitu mereka yang apabila diserahi perkara yang hak, ia mau menerimanya, dan apabila perkara yang hak itu diminta dari mereka, maka (secara ikhlas) akan menyerahkannya, dan orang-orang yang (apabila) menegakkan hukum atas orang lain, seperti halnya mereka menegakkan hukum terhadap dirinya sendiri”. (HR. Imam Hakim dari Siti Aisyah r.a)
ORANG IKHLAS ITU PELITA DUNIA
