Oleh KH. Luthfi Bashori
Ketika Nabi Muhammad SAW melakukan Isra & Mi’raj, beliau berjumpa dengan Nabi Ibrahim AS yang menitipkan salam untuk umat Islam. Kemudain Nabi Ibrahim AS, berpesan dan menerangkan bahwa surga itu tanah dan airnya tawar, dan rata, tidak ada bangunan dan tumbuh-tumbuhan.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Sewaktu aku menjalani Isra di malam hari, aku bersua dengan Nabi Ibrahim, lalu beliau berkata, “Hai Muhammad, sampaikanlah salamku kepada umatmu, dan beritakanlah kepada mereka, bahwa surga itu adalah tanah yang baik dan tawar airnya, serta merupakan tanah yang kosong, dan yang menjadi tanamannya adalah ucapan: سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.” (HR. Thabarani).
Membaca dzikir yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, tentu memiliki faedah yang besar, terutama untuk persiapan hidup di akhirat kelak. Namun bagi orang yang aktif dan istiqamah berdzikir mengingat dan menyebut nama Allah SWT, maka selama hidup di dunia akan diberi rasa ketenangan hati, lepas dari kekhawatiran, kegelisaan dan beban pikiran yang menumpuk, serta akan diberi rasa tahagia, tenang, ketenteraman dan kenyamanan hidup.
Orang yang rajin berdzikir itu dapat meningkatan keimanan dirinya kepada Allah, serta keyakinan yang mendalam terhadap kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW, hingga dipermudah baginya untuk menjalankan kewajiban bersyariat. Baik kewajiban harian seperti shalat lima waktu, kewajiban setiap Jumat berjamaah di masjid, maupun kewajiban tahunan seperti puasa pada bulan Ramadhan, bahkan untuk pergi haji ke tanah suci yang menjadi kewajiban sekali dalam se umur hidup.
Dzikir juga dapat mengendalikan hawa nafsu kemaksiatan, dan dorongan negatif dalam diri pengamalnya, serta dapat menumbuhkan kesabaran dan ketahanan dalam menghadapi segala macam cobaan hidup.