Sekjen Panglima Laot Aceh, Azwir Nazar : Soal Rohingya Banyak yang termakan isu di Medsos

Sekjen Panglima Laot Aceh, Azwir Nazar atau akrab disapa Teungku Turki mengungkap bahwa penolakan pengungsi Rohingya yang dilakukan warga Aceh baru-baru ini disebabkan oleh pembentukan opini yang sangat masif di media sosial (medsos).

Menurut doktor lulusan Turki itu, adapun pembentukan opini tersebut berupa ujaran kebencian yang dibentuk oleh sekelompok orang lalu disebarkan secara masif berupa flyer hingga video di media sosial.

Bacaan Lainnya

Pembentukan opini inilah yang kemudian digadang-gadang mempengaruhi psikologi masyarakat sehingga mereka terpengaruh dan muncul rasa tidak ingin menerima dan mengusir pengungsi Rohingya dari Aceh.

“Ini saya lihat ada semacam ujaran kebencian yang masif di media sosial yang kemudian dilakukan oleh perancang komunikasi secara masif terus menerus dengan video, flyer dan sebagainya sehingga akan mempengaruhi psikologi masyarakat,” kata Azwir Nazar dalam Podcast Serambi Spotlight yang tayang secara langsung di kanal YouTube Serambinews.com, Rabu (3/1/2023) dipandu Host Bukhari M Ali, News Manager Serambi Indonesia.

Dalam hal ini lanjut Azwir, adapun yang menjadi sasaran dari pembentukan opini ujaran kebencian tersebut didominasi oleh pengguna media sosial diantaranya kaum ibu dan anak milenial.

Ia juga tak menapik mengapa belakangan ini warga di media sosial gencar sekali menolak Rohingya, bahkan sampai mengeluarkan hujatan kasar.

Sementara kaum ibu juga menjadi korban dalam hal ini, dimana kaum ibu ikut keras menolak Rohingya di Aceh, begitu pula dengan kaum milenial yang sampai melakukan aksi demonstrasi di beberapa titik di Aceh.

“Masyarakat ini dihantar pada keinginan pembuat skenario ini supaya dia ikut dan mempengaruhi sikapnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Uniknya yang saya lihat, sepertinya sasarannya ada dua yaitu kaum ibu-ibu yang dapat sasaran informasi tadi kemudian anak-anak milenial, ini tentu yang kita hadapi di medsos penolakan yang begitu besar.

Kemudian ada hujatan-hujatan yang luar biasa masifnya, ini mohon maaf sekali kenapa ibu-ibu kita yang ibu rumah tangga yang ikut-ikut?,” sambungnya.

Meski saat ini masih ada warga Aceh yang menolak Rohingya, namun pihaknya terus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa ini soal kemanusiaan.

Terakhir, dia juga berharap kepada pihak luar jangan mudah menilai bahwa Aceh menolak mentah-mentah Rohingya. Ingatlah bahwa Aceh sebelumnya juga pernah menerima dengan baik kedatangan Rohingya ke Aceh.

“Satu hal yang harus kita sampaikan kepada publik Aceh, adilnya bahwa orang Aceh itu sudah pernah menerima Rohingya ini mungkin sejak awal masuknya lebih dari 30 boat ke Aceh, orang Aceh ini menerima dengan lapang dada, menerima dengan begitu indah persaudaraan yang dia tunjukkan, dan itu terjadi di Aceh.

Teman-teman dari luar Aceh harus melihat ini bahwa jangan lihat nolaknya aja, lihat juga saat mereka diterima, tapi tentu akhir-akhir ini orang kan suka yang heboh-heboh, yang woow,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *