Oleh : Nur Hasyim S Anam
Inilah penemu Kitab Syajarah Al-Mubarakah andalan Imad dalam menafikan nasab Baalawi yg diklaim berasal dari abad ke 6.
Muhaqqiq kitab as-Syajaroh al-Mubarokah sendiri, Sayyid Mahdi ar-Roja’i secara jujur menuliskan dalam muqoddimah tahqiqnya, bahwa ia menyebutkan 1 nuskhoh manuskrip dari Asy-Syajarah Al-Mubarakah yang dinisbatkan kepada Imam Fakhruddin ar-Rozi ditemukan oleh Ayatullah al-Mar’asyi (w 1411 H/1991 M) seorang Ulama Syiah di perpustakan masjid Sultan Ahmed 3 di Istanbul, Turkey.
Kitab itu pernah dicetak dua kali, tahun 1409 (1989 M) dan 1419 (1999). Semua orang yang saat ini memegang kitab itu dipastikan merupakan kitab yg dicetak antara kedua tahun itu. Tidak ada terbitan yg lebih tua dari itu. Tapi bisa2nya si imat mengklaim kitab itu sebagai kitab abad ke 6.
Selama 800 tahun lebih sebelum itu tidak ada satupun ulama, ahli nasab, dan para ahli sejarah yg menyebut tentang kitab ini, tidak pernah disebut, disinggung, dibahas dan ditulis oleh ulama dikitab2 mereka selama lebih dari 800 tahun (silakan cek seluruh kitab tahun 600 – 1800 h).
Yang lebih mengherankan Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani juga tidak ada dikitab tersebut, padahal dia hidup sezaman dengan Fakhruddin Arrazi.
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani wafat ketika Imam Fakhruddin Ar-Razi berusia 17 tahun. Sudah cukup berakal baginya untuk mengingat dan menulis tentang tokoh sebesar Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Tapi tidak ada.
Sayyid Yahya Az-Zahid tokoh sufi besar yg sangat terkenal dan sekaligus kakek buyut dari Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani juga tidak tertulis disana.
Masih banyak lagi tokoh-tokoh besar Ahlussunah pada zaman itu yang tidak tertulis di kitab tersebut, seperti Ahmad bin Daud bin Maulana Idris Al-Akbar, dll
Pada halaman 156 dan 170, kitab ini juga keliru menuliskan silsilah Al-Ubaidili dengan : Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Husein.
Sementara Al-Ubaidili menulis didalam kitabnya sendiri Tahdzibul Ansab, hlm. 222, silsilahnya adalah Muhammad bin Muhammad bin Ali ibn Hasan (bukan Husein)
Al-Marwazi juga menulis di kitab Al-Fakhri, hlm. 67 silsilah Al-Ubaidili dengan Muhammad bin Muhammad bin Ali ibn Hasan (bukan Husein).
Yg lebih aneh lagi, ketika asy-Syajaroh al-Mubarokah menyebutkan putra dari Imam Hasan al-Askari pada halaman ke 78, terdapat kalimat doa, “Sohibizzaman ajjala lohu farajahuu syariif” (Semoga Allah segera mempercepat kemunculannya, sosok yang mulia), Keyakinan ini identik dengan lazimnya kebiasaan yang dilakukan orang Syiah, dimana Imam ke 12 mereka diyakini oleh kelompok Syiah sebagai Imam Mahdi putra al-Imam Hasan al-‘Askari yang sedang “dighoibkan” oleh Allah,
Sangat janggal jika kata-kata diatas dituliskan oleh Imam Fakhruddin ar-Rozzi, seorang ulama besar Sunni Ahlussunah waljamaah, Asy’ariyah.
Jika Syajarah Al-Mubarakah dijadikan sebagai rujukan Nasab ada banyak tokoh besar keturunan Rasul yg terputus, diantaranya :
- Syekh Abdul Qadir Al-Jailani terputus sebagai dzurriyah Rasul, karena Datuk beliau Yahya Az-Zahid tidak terkonfirmasi dalam kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah.
- Nasab Raja-Raja Yordan terputus sebagai dzurriyah Rasul, karena Datuk mereka Sulaiman tidak terkonfirmasi (tidak tercatat) dalam kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah sebagai putra Ali bin Abdullah Al- Akbar (Hal 7)
- Nasab Raja-Raja Maroko juga terputus sebagai dzurriyah Rasul, karena Datuk mereka Qasim bin Muhammad An-Nafsu Az-Zakiyah tidak terkonfirmasi dalam kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah sebagai putra Muhammad An-Nafsu Zakiyah (Hal 4)
- Nasab Sayid Ahmad At-Tijani (Imam Thariqah At-Tijaniyah) juga terputus sebagai dzurriyah Rasul, karena Datuk beliau Ahmad bin Muhammad An-Nafsu Az-Zakiyyah tidak terkonfirmasi dalam kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah sebagai putra Muhammad An-Nafsu Az-Zakiyah (Hal 4)
- Nasab Sayid Abul Hasan Asy-Syadzili (Imam Thariqah Asy-Syadziliyah) juga terputus sebagai dzurriyah Rasul, karena Datuk beliau Muhammad tidak terkonfirmasi dalam kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah sebagai putra Al-Hasan As-Sibthi (Hal 3)
- Nasab Sayid Ahmad bin Idris bin Idris (Imam Thariqah Al-Idrisiyah) juga terputus sebagai dzurriyah Rasul, karena Datuk beliau Haidarah bin Muhammad bin Idris tidak terkonfirmasi dalam kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah sebagai putra Muhammad bin Idris (Hal 19)
- Nasab Sayid Syaikh Muhammad Ali As-Sanusi (Imam Thariqah As-Sanusiyah) juga terputus sebagai dzurriyah Rasul, karena Datuk beliau Ali bin Umar bin Idris tidak terkonfirmasi dalam kitab kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah sebagai putra Umar bin Idris (Hal 19)
- Nasab Marga Al-Hasni dan Al-Masyhur Al-Hasni juga terputus sebagai dzurriyah Rasul, karena Datuk beliau Ahmad bin Muhammad bin Idris bin Idris tidak terkonfirmasi dalam kitab kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah sebagai putra Muhammad bin Idris bin Idris (Hal 19)
- Nasab Ulama Ahli Hadits Maroko Syekh Ahmad bin Muhammad Shiddiq al-Ghumari juga terputus sebagai dzurriyah Rasul, karena Datuk mereka Ahmad bin Daud bin Maulana Idris bin Idris Al-Akbar tidak terkonfirmasi dalam kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah sebagai anak Daud bin Idris bin Idris (Kitab Syajarah Al-Mubarakah)
dan masih banyak lagi
Kitab inilah yg dijadikan pegangan Imad dan para pengikutnya.
Sumber : FB/ Nur Hasyim S Anam II