SETAN BISU & SETAN BICARA

KH. Luthfi Bashori

Bacaan Lainnya

Dua istilah yang menjadi judul pada artikel ini berasal dari ungkapan Syaikh Abu ‘Ali ad-Daqqaq rahimahullah (wafat 412 H).

الْمُتَكَلِّمُ بِالْبَاطِلِ شَيْطَانٌ نَاطِقٌ وَالسَّاكِتُ عَنِ الْحَقِّ شَيْطَانٌ أَخْرَسُ

“Orang yang berbicara dengan kebatilan adalah setan yang berbicara, sedangkan orang yang diam dari kebenaran adalah setan yang bisu”

Mutiara kata ini tepat sekali dikaitkan dengan kewajiban setiap muslim untuk selalu menyampaikan kebenaran serta berani melawan kejahatan, selagi orang masih mempunyai keimanan kepada Allah, tentu ia tidak akan segan ber-amar ma’ruf dan bernahi munkar, walaupun dalam lingkup yang paling kecil, seperti dalam kehidupan rumah tangga masing-masing.

Orang yang selalu melakukan keburukan maksiat, dan bangga dengan kemaksiatannya, entah itu dengan ucapan lisan atau dengan gerakan fisik hingga mengganggu dan merugikan pihak lain, maka sangat tepat dijuluki sebagi ‘Setan Bicara’. Sedangkan orang yang takut mencegah atau melawan kemunkaran maksiat yang ada di sekitarnya, maka sangat tepat dijuluki sebagai ‘Setan Bisu’.

Rasulullah SAW bersabda: “Hendaknya kalian memerintah kepada kebajikan dan mencegah perkara keji, atau hendaknya Allah menguasakan kalian kepada orang-orang yang jahat di antara kalian, karena itu lalu orang-orang yang terpilih di antara kalian berdoa (agar terlepas dari tekanan orang-orang yang jahat) akan tetapi doa mereka tidak dikabulkan”. (HR. Bazzar)

Suatu kaum yang tidak mau menjalankan amar ma’ruf dan nahi munkar akan dihukum oleh Allah SWT dengan cara Allah akan menyerahkan mereka ke tangan penguasa dari kalangan orang-orang jahat. Apabila keadaan seperti itu sudah terjadi, lantas orang-orang ‘alim di antara mereka berdoa, niscaya doanya tersebut tidak dikabulkan oleh Allah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *