TATKALA PARA SHAHABAT HARAMKAN LAGU PERCINTAAN

TATKALA PARA SHAHABAT HARAMKAN LAGU PERCINTAAN

Oleh KH. Luthfi Bashori

Dalam memahami firman Allah:

وَمِنَ النَّاسِ مَنۡ يَّشۡتَرِىۡ لَهۡوَ الۡحَدِيۡثِ لِيُضِلَّ عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ بِغَيۡرِ عِلۡمٍۖ وَّيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ؕ اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ مُّهِيۡنٌ‏

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS. Luqman, 6).

Imam at-Thabari meriwayatkan dari Shahabat Jabir dan lainnya dengan beberapa sanad yang saling menguatkan tentang apa yang dimaksud lahwal hadits dalam ayat:
مَن يَشْتَرِى لَهْوَ ٱلْحَدِيثِ
Orang yang mempergunakan percakapan kosong

Maka, yang dimaksud dengan lahwal hadits adalah nyanyian atau lagu percintaan yang berkonotasi hubungan antar lelaki dan wanita yang non mahram, atau saat berpacaran.

Hal itu sebagaimana dipahami oleh para shahabat Nabi, di antaranya Shahabat Ibnu Mas’ud, Shahabat Ibnu Abbas dan sebagainya.

سئل ابن مسعود عن قول الله : { ومن الناس من يشتري لهو الحديث } قال : الغناء.

وكذا قال ابن عباس ، وجابر ، وعكرمة ، وسعيد بن جبير ، ومجاهد ، ومكحول ، وعمرو بن شعيب ، وعلي بن بذيمة .

Shahabat Ibnu Mas’ud ditanya tentang firman Allah: Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong ? Beliau menjawab: Lagu (percintaan).

Demikian juga pendapat Shahabat Ibnu Abbas, Jabir, Ikrimah, Said bin Jubair, Mujahid, Makhuul, Amr bin Syuaib dan Ali bin Badzimah.

Jadi pagelaran konser-konser lagu dangdut, pop, reggae, jazz, disko dll, yang cukup marak digelar di tengah masyarakat, yang pada umumnya mengusung lagu-lagu percintaan, maka sudah termasuk lahwal hadits yang dilarang dalam Alquran.

Belum lagi jika ditinjau dari segi adanya ikhtilath (campuraduk lelaki & wanita) tanpa adanya pembatas, hingga rawan menimbulkan nafsu syahwat di antara mereka, atau tata cara berpakaian yang jauh dari tuntunan islami, atau penggunaan beberapa alat musik yang diharamkan oleh mayoritas para ulama dalam kondisi tertentu.

Umat Islam tentu harus waspada agar tidak menambah pundi-pundi dosa di hadapan Allah, jangan sampai terbawa arus buaian para pelantun lagu percintaan.

“AAH… TER .. LA .. LU  !”

Pos terkait