KH Luthfi Bashori (Gus Luthfi), putra almaghfurlah KH M Bashori Alwi berharap nahdliyin paham, bahwa, pimpinan tertinggi di jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) itu, Rais Aam PBNU. Tahun ini, Rais Aam PBNU adalah KH Miftachul Akhyar. “Ini tak boleh dibantah. Karena itu, kebijakan Rais Aam harus menjadi rujukan bersama,” jelas Gus Luthfi kepada duta.co, Jumat (12/12/25).
Soal pemakzulan Ketua Umum PBNU, menurutnya, menjadi domain Rais Aam. Beliau tahu betul tentang seluk beluk jamiyah. “Kami yakin, beliau (Rais Aam) sudah mempertimbangkan dengan seksama seluruh illat atau reasoningnya. Apalagi keputusan (pemakzulan) itu didukung dua wakil Rais Aam PBNU, maka, tidak ada keraguan lagi,” jelas lelaki yang 8 tahun waktunya dipakai belajar ke haromain (Makkah-Madinah) ini.
Ditanya soal saran islah dari sesepuh NU dan mustasyar PBNU, santri ulama kharismatik As Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki Al Hasani (alm) ini menilai baik-baik saja. “Tetapi, apa kita mau islah dengan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama. Islah secara personal, baik. Tetapi jamiyah ini terkait dengan puluhan juta umat. Harus diselamatkan terlebih dahulu,” tambahnya.
Menurut Gus Luthfi, kebijakan paling berbahaya jamiyah NU adalah mendukung Israel. Tidak ada alasan (sedikitpun) sebagai pembenar. Meski mengaku iuntuk Pelestina, tetapi Rais Aam PBNU lebih tahu dampaknya kepada jamiyah. “Maka, tidak salah, kalau Rais Aam PBNU minta Ketum PBNU mengundurkan diri. Hadirnya akademikus zionis, Peter Berkowitz dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU), ini bukan masalah sepele. Ini serius, lebih bahaya ketimbang tambang,” urainya.
Bukankah Ketua Umum PBNU sudah meminta maaf. “Itu baik saja, mengakui salah adalah lumrah. Tetapi, kalau PBNU tetap menjadikan dia sebagai Ketua Umum, sangat berbahaya. Saya mendukung keputusan Rais Aam PBNU yang dengan cepat menggantikan dengan Pj Ketum. Hari ini Pj itu diemban KH Zulfa Mustofa,” tegasnya.
Langsung Silaturrahim
Pj Ketum PBNU, KH Zulfa Mustofa langsung melakukan kunjungan perdana. Daerah yang dipilih dalam kunjungan perdana KH Zulfa adalah Provinsi Banten. Kedatangan Kiai Zulfa disambut hangat jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Banten hari ini, Kamis (11/12).
Selain bertemu kepengurusan daerah, Kiai Zulfa juga melakukan sowan kepada ulama sepuh Banten KH Ahmad Muhtadi Dimyati atau Abuya Dimyati di Pandeglang. Menurut Kiai Zulfa, Banten dipilih sebagai daerah kunjungan pertama lantaran dia memiliki kedekatan emosional maupun histori dengan daerah yang memiliki julukan Tanah Jawara.
“Alhamdulillah, pada sore hari ini saya dapat bersilaturahmi dalam kunjungan kerja pertama ke Provinsi Banten,” ucap Kiai Zulfa, Kamis (11/12) sebagaimana diunggah nu.or.id.
Kiai Zulfa menjelaskan kedekatan dia dengan Tanah Jawara dapat dilihat dari garis keturunan bahwa ibu, kakek, dan buyutnya berasal dari Banten. “Dan, saya bertekad untuk bersilaturahmi kepada para pengurus NU baik struktural maupun kultural,” sambung dia.
Ditanya soal Banten, Ia menjawab daerah ini merupakan asal ulama yang sangat masyhur, yaitu Syekh Nawi Al Bantani. “Banten memiliki sanad keilmuan yang kuat dalam tradisi Nahdlatul Ulama,” katanya.
Dia mengungkapkan hubungan intelektual antara ulama Nusantara saling berkaitan termasuk KH Hasyim Asy’ari dengan Syekh Nawi Al Bantani yang merupakan ulama besar dunia. “Semua tahu, Syekh KH Hasyim Asy’ari termasuk Syekh Kholil Bangkalan adalah murid Syekh Nawi Al Bantani. Maka ikatan sanad keilmuan ini, Insyaallah akan menjadi NU makin besar di Banten,” ungkapnya. (mky,net)
Sumber : DUTA
