CARA BERTERIMA KASIH KEPADA PIHAK YANG SENANG MEMBANTU



Oleh KH. Luthfi Bashori

Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada orang lain, maka ia tidak bersyukur kepada Allah”. (HR. Abu Hurairah).

Hadits ini menunjukkan bahwa bersyukur kepada Allah harus diiringi dengan berterima kasih kepada orang lain terutama yang telah membantunya.

Tidak berterima kasih kepada orang lain atas pemberiannya disebut, terhitung kufur nikmat.

Kufur nikmat adalah perbuatan tercela dan nista dalam pandangan Islam.

Secara moral, pengingkaran atas kebaikan orang lain merupakan perbuatan buruk secara etis. Kufur nikmat hanya dilakukan oleh orang yang memiliki standar moral yang rendah.

Orang yang dapat bersyukur akan ditambah nikmatnya, sebaliknya orang yang kufur diancam dengan siksa di akherat kelak.

Misalnya, jika seseorang tidak bisa berterima kasih kepada orang tuanya, maka syukurnya kepada Allah pun tidak akan diterima dengan sempurna.

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ أُعْطِىَ عَطَاءً فَوَجَدَ فَلْيَجْزِ بِهِ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُثْنِ بِهِ فَمَنْ أَثْنَى بِهِ فَقَدْ شَكَرَهُ وَمَنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ

“Barangsiapa yang diberikan sebuah hadiah, lalu ia mendapati kecukupan, maka hendaknya ia membalasnya. Jika ia tidak mendapati (sesuatu untuk membalasnya), maka pujilah ia. Barangsiapa yang memujinya, maka sungguh ia telah bersyukur kepadanya. Barangsiapa menyembunyikannya, sungguh ia telah kufur.” (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)

Memuji seperti apa yang dimaksud dalam hadits di atas?

Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam dalam hadits yang lain,

عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ فِى الثَّنَاءِ ».

Usamah bin Zaid berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan, lalu ia mengatakan kepada pelakunya, ‘Jazakallah khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh ia telah benar-benar meninggikan pujian.’” (HR. Tirmidzi).

Beberapa faedah dari keterangan di atas:

1- Siapa yang biasa tidak tahu berterima kasih pada orang lain yang telah berbuat baik padanya, maka ia juga amat sulit untuk bersyukur kepada Allah.

2- Allah tidaklah menerima syukur hamba, sampai ia berbuat ihsan (baik) dengan berterima kasih pada orang yang telah berbuat baik padanya.

3- Perintah untuk pandai bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada sesamanya.

4- Pemberi nikmat hakiki adalah Allah dan manusia yang berbuat baik adalah sebagai perantara dalam sampainya kebaikan, untuk itu lebih banyak berdoa kepada Allah, termasuk salah satu bentuk berdzikir yang mengandung rasa syukur.

Pos terkait