Lora Ismael : Ketika Tesis Kiai Imad Go Internasional ( Jadi Bahan Ejekan dan Tertawaan )

Ketika Tesis Kiai Imad Go Internasional

Informasi yang sudah bukan rahasia, banyak para Kiai yang akhir-akhir ini dikirimi kitab-kitab karya Kiai Imad secara gratis, entah apa motiv dan tujuannya, mungkin agar beliau-beliau menyadari bahwa ada kitab-kitab berharga yang perlu beliau semua miliki karya seorang Kiai dari Kresek Banten. Para Supporter Kiai Imad memang cukup militan, bukan cuma ngepost postingan-postingan tentang tesis Kiai Imad dan video-video pendek tentang “kesesatan” Ba’aalwi setiap harinya, mereka juga berusaha dan mengupayakan agar tesis Kiai Imad diketahui oleh dunia Internasional. Sejak isu nasab ini meledak saya juga ikut bergabung ke grup-grup internasional yang mengkaji nasab seperti grup Naqobah Asyraf Internasional, Naqabah Asyraf Mesir, Al-Ansab Al-Arabiah dan grup-grup nasab lainnya, disitu ada saja beberapa Muhibbin Kiai Imad ( Muhibmad ) yang dengan pede ngepost tesis, artikel bahkan video Kiai Imad yang berbahasa Arab ( salah satunya yang membantah Statement Syaikh Ali Jum’ah )

Lantas bagaimana tanggapan para anggota grup dari berbagai negara itu ? Silahkan kalian liat sendiri, tapi sebagai orang Indonesia, siap-siaplah isin karena di grup-grup itu tak ada satupun yang mendukung Kiai Imad, akhirnya para pendukung Kiai Imad di Grup-grup itu cuma jadi Heri alias heboh sendiri 😅

Salah satu dari anggota grup bermarga Al-Hazimi ( salah satu suku di Hijaz ) mengomentari tesis Kiai Imad yang dipost salah satu fans-nya di grup, salah satu dalil kiai Imad selama ini yang membuatnya yaqin haqqul Yaqin Ba’alawi bukan dzurriah adalah karena golongan Ba’alawi tidak disebutkan dalam kitab para ulama Yaman seperti Muslim Al-Lahji, kitab Ibnu Samurah dan kitab Al-Malik Al-Rasuli :

هذا الإندونيسي جاهل في معرفة كتب التراجم والطبقات
فمسلم اللحجي ذكر ضمن كتابه سيرة الإمام الناصر أحمد
بن يحيى بن الحسين فقط ولم يذكر غيره مع وجود بعض آل البيت في زمانه في اليمن من ولد علي بن أبي طالب
وكتاب ابن سمرة الجعدي هو كتاب طبقات ذكر فيه أهل
اليمن في النواحي التي وصله خبرهم وذكر ذلك الجندي أنه فاته ذكر بعض الفقهاء فاكمل الجندي ما فات ابن سمرة وأما الملك الرسولي عمر فكتابه ورد فيه ذكر لرجال كانوا بعد وفاة المؤلف ونفس الملك الرسولي دعي وأصله تركماني ونسب نفسه للازد والجندي ذكرهم صراحة ومن جاء بعده تكرر ذكرهم ولم ينقطع ذكرهم

“ Orang Indonesia ini ( Kiai Imad 🫣 ) bodoh tentang kitab-kitab tarojim dan thabaqat, Muslim Al-Lahji dalam kitabnya hanya menyebut sejarah Imam Ahmad Bin Yahya Bin Husain, padahal di zamannya ada banyak ahlul bait yang lain di Yaman ( yang belum beliau sebutkan ), kitab Ibnu Samurah sudah diklarifikasi oleh Al-Janadi bahwa dalam kitabnya ia hanya menyebut data dan informasi tentang sebagian fuqoha’ yang kabarnya sampai kepadanya saja, masih banyak ulama lain yang belum ia sebutkan yang akhirnya disempurnakan oleh Al-Janadi, sedangkan kitab Al-Malik Al-Rasuli ini problematik, disitu disebutkan data-data tentang para ulama yang baru lahir setelah wafatnya penulis “

Di postingan grup lainnya, salah satu pendukung Kiai Imad berkomentar dengan bahasa arab yang patah-patah dan apa adanya :

“ Syaikh ini ( Syaikh Imad ) siap berdebat dan berdiskusi dengan siapapun terkait batalnya nasab Ba’alawi ! “

Membacanya saya hanya berdecak ( tidak kagum )

Tapi kita patut mengapresiasi niat baik para pendukung Kiai Imad, mungkin mereka ingin mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional dan ingin menyadarkan para pengkaji nasab dari negara manapun tentang bahaya dan palsunya nasab Ba’alawi, meskipun pada akhirnya gak ada satupun yang setuju dan mendukung pendapat mereka, paling tidak ada sebagian komentar dari para anggota di grup nasab internasional itu yang mengirim emot  : “😆😆😆😄”

tapi jangan ge-er dan bangga dulu, ingatlah sebuah kata-kata hari ini wahai para Muhibbin Kiai Imad :

“ kadang ada orang tersenyum dan tertawa, ia bukan tertawa bersamamu, tapi menertawakan dirimu “

Pada akhirnya, kita tidak harus berfikiran sama, tapi mari kita sama-sama berfikir

Pos terkait