Lari Ngebir
Oleh: Joko Intarto
Sudah banyak bukti bahwa minuman beralkohol itu merusak kesehatan. Entah untuk tujuan apa, penyelenggara event lari di Bandung justru membagi-bagikan bir kepada pada pelari.
Pada tanggal 20 Juli 2025, Bandung diramaikan oleh acara lari yang digagas oleh dua komunitas penggemar olahraga lari, Freerunners dan Pace n Place. Acara yang disponsori oleh Pocari Sweat ini awalnya diharapkan menjadi ajang untuk mempromosikan gaya hidup sehat dan semangat olahraga.
Namun, apa yang seharusnya menjadi perayaan kesehatan justru berubah menjadi kontroversi yang memicu kecaman publik. Pasalnya, kedua komunitas ini kedapatan membagikan minuman beralkohol, tepatnya bir, kepada para pelari di cheering zone sebelum mereka mencapai garis finis.
Tindakan ini dinilai tidak hanya tidak pantas, tetapi juga melanggar norma hukum dan sosial yang berlaku.
Bahaya Minuman Beralkohol bagi Kesehatan dan Performa Atlet
Minuman beralkohol, seperti bir, memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap tubuh, terutama bagi mereka yang sedang berpartisipasi dalam aktivitas fisik seperti lari. Alkohol bersifat diuretik, yang berarti dapat menyebabkan dehidrasi dengan meningkatkan produksi urin.
Bagi pelari, dehidrasi adalah ancaman serius karena dapat mengganggu keseimbangan elektrolit, menurunkan stamina, dan meningkatkan risiko kram otot atau bahkan heatstroke, terutama dalam kondisi cuaca panas seperti di Bandung.
Selain itu, alkohol juga memengaruhi koordinasi motorik dan fungsi kognitif. Konsumsi alkohol sebelum atau selama aktivitas fisik dapat mengurangi kemampuan pelari untuk menjaga keseimbangan dan fokus, meningkatkan risiko cedera seperti terkilir atau jatuh.
Dalam jangka panjang, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak organ vital seperti hati, ginjal, dan jantung, serta melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang justru bertentangan dengan semangat olahraga untuk menjaga kesehatan.
Dari sisi sosial, membagikan minuman beralkohol dalam acara olahraga publik juga dapat memberikan dampak buruk, terutama pada generasi muda yang menyaksikan atau berpartisipasi. Tindakan ini dapat menciptakan persepsi keliru bahwa alkohol dapat diterima sebagai bagian dari gaya hidup sehat, padahal faktanya justru sebaliknya.
Sanksi Sosial untuk Freerunners dan Pace n Place
Tindakan tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh Freerunners dan Pace n Place telah mencoreng semangat olahraga dan merusak kepercayaan publik terhadap komunitas lari di Bandung. Oleh karena itu, sanksi sosial yang tegas namun konstruktif perlu diterapkan untuk memastikan pelajaran berharga dapat dipetik dari insiden ini.
Berikut beberapa langkah yang dapat diambil oleh masyarakat:
1/ Boikot Sosial dan Penghentian Dukungan:
Masyarakat, khususnya komunitas olahraga lainnya, dapat menghentikan dukungan terhadap acara atau kegiatan yang diselenggarakan oleh Freerunners dan Pace n Place hingga keduanya menunjukkan perubahan nyata. Hal ini termasuk tidak menghadiri acara mereka, tidak memberikan sponsor, atau tidak mempromosikan kegiatan mereka di media sosial.
2/ Tuntutan Permintaan Maaf Publik:
Kedua komunitas harus diminta untuk mengeluarkan permintaan maaf resmi kepada publik, baik melalui media massa maupun platform sosial. Permintaan maaf ini harus disertai dengan penjelasan tentang langkah-langkah yang akan mereka ambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, seperti edukasi internal tentang dampak alkohol dan komitmen untuk mematuhi norma hukum dan sosial.
3/ Edukasi dan Kampanye Anti-Alkohol:
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, Freerunners dan Pace n Place dapat diwajibkan untuk menyelenggarakan kampanye publik tentang bahaya minuman beralkohol, khususnya dalam konteks olahraga. Kampanye ini dapat melibatkan kerja sama dengan komunitas lain, organisasi kesehatan, atau pemerintah daerah untuk memastikan pesan yang disampaikan berdampak positif.
4/ Pembatasan Keanggotaan atau Kepemimpinan:
Masyarakat dapat mendorong kedua komunitas untuk mengevaluasi kepemimpinan atau anggota yang terlibat dalam pengambilan keputusan terkait pembagian bir. Jika perlu, individu atau kelompok yang bertanggung jawab dapat diberikan sanksi internal, seperti dikeluarkan dari komunitas atau dilarang mengorganisir acara di masa depan.
5/ Pengawasan Ketat oleh Komunitas Lain:
Komunitas olahraga lain di Bandung dapat membentuk aliansi untuk mengawasi kegiatan Freerunners dan Pace n Place. Pengawasan ini bertujuan memastikan bahwa acara di masa depan mematuhi nilai-nilai olahraga yang sehat dan tidak melanggar norma sosial atau hukum.
Insiden “Lari Ngebir” ini menjadi pengingat bahwa olahraga seharusnya menjadi sarana untuk mempromosikan kesehatan, solidaritas, dan nilai-nilai positif. Tindakan sembrono seperti membagikan minuman beralkohol dalam acara lari tidak hanya membahayakan peserta, tetapi juga mencoreng citra komunitas olahraga secara keseluruhan.
Dengan menerapkan sanksi sosial yang tepat dan mendorong perubahan positif, masyarakat dapat membantu Freerunners dan Pace n Place untuk belajar dari kesalahan mereka dan kembali menjadi bagian dari komunitas olahraga yang bertanggung jawab.
Mari kita jadikan olahraga sebagai panggung untuk menginspirasi, bukan untuk kontroversi. Bandung, sebagai kota yang kaya akan semangat komunitas, layak memiliki acara olahraga yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan gaya hidup sehat.(jto)